Jumat, 30 Januari 2015

Ber “Syafi’i” di negeri “Maliki”



Ber “Syafi’i” di negeri “Maliki”

Di antara hal-hal yang menguatkan agama islam di muka bumi adalah dengan adanya beberapa mazhab raksasa yang berdiri kokoh ditengah ratusan mazhab kecil yang lain. Di antara beberapa mazhab yang besar ada Empat mazhab yang memiliki tonggak yang kuat yang masih utuh berdri dengan diakui eksistensinya oleh umat islam selama ratusan tahun. Mazhab tersebut sudah dijalankan oleh mayoritas umat islam di berbagai belahan dunia, masing-masing mazhab tersebut mempunyai basis kekuatan syariah bahkan mampu melahirkan ulama masyhur yang tidak asing didengar oleh umat islam atau nama-nama ulama ini juga masyhur dalam khazanah ilmu pengetahuan islam. Ke empat mazhab tersebut adalah Al-Hanafiyah, Al-Malikiyah, Asy-Syafi’iyah, Al-Hanabilah. 

Mazhab Syafi’i misalnya, Dinisbatkan kepada Imam Syafi'i memiliki penganut sekitar 28% muslim di dunia. Pengikutnya tersebar terutama di Indonesia, Turki, Irak, Syria, Iran, Mesir, Somalia, Yaman, Thailand, Kamboja, Vietnam, Singapura, Filipina, Sri Lanka dan menjadi mazhab resmi negara Malaysia dan Brunei.
Kemudian mazhab Maliki, yaitu mazhab yang didirikan oleh Imam Malik bin Anas bin Abi Amir Al-Ashbahi, mazhab ini merupakan mazhab yang memiliki total pengikut 25% dari seluruh umat islam di dunia, mazhab ini dominan di negara-negara Afrika Barat dan Utara, pada awal mulanya mazhab Maliki berkembang didaerah Madinah, karena Imam Malik sendiri merupakan seorang ulama yang lahir dan tumbuh besar di kota Madinah, maka salah satu metodologi istinbath hukum yang dilakukan Imam Malik adalah dengan melihat amalan penduduk Madinah pada waktu itu. Imam Malik sangat meyakini bahwa praktek ibadah yang dikerjakan penduduk Madinah sepeninggal Rasulullah SAW bisa dijadikan dasar hukum, meski tanpa harus merujuk kepada hadits yang shahih pada umumnya.

Mazhab Maliki ini di anut oleh 99% penduduk Tunisia. Bagi mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu di Tunisia menjaga kesyafi’iyan merupakan hal yang cukup mengesankan, mengingat bahwa negara Indonesia merupakan negara yang umat islam nya menganut mazhab Syafi’i. Beberapa mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di negeri Ibnu Kholdun ini pernah ditegur oleh masyarakat setempat, misalnya kisah dari seorang mahasiswa doktoral yang ditegur orang-orang sekeliling ketika sedang berwudlu, karena tidak tadlik saat membasuh tangan. Tadlik adalah menggosok-gosok bagian tubuh yang menjadi anggota wudhu. Dalam mazhab Maliki, tadlik adalah rukun wudhu’. Tidak sah wudhu’ tanpa tadlik

Biasanya jawaban yang keluar dari sebagian mahasiswa Indonesia ini adalah “Ana Indunisiy, syafi’iyal mazhab” saya orang Indonesia bermazhab Syafi’i, biasanya ketika orang Tunisia mendengar jawaban ini urusan selesai mereka langsung memahami. Dalam mazhab Syafi’i menggosok-gosok anggota wudhu’ tidak termasuk kedalam rukun, dan wudhu’ tetap sah.

Kemudian perbedaan yang cukup menonjol juga adalah tentang najis nya anjing, menurut imam Malik anjing bukan lah hewan yang najis, yang najis hanyalah kotorannya, yang dianggap najis Mutawassitoh. Hal ini merujuk kepada amalan penduduk Madinah pada waktu itu yang mengaggap anjing tidak najis, dan disamakan dengan hewan peliharaan lainnya seperti kucing. Maka dengan hal ini kita akan sedikit dikejutkan dengan banyak nya masyarakat yang memelihara anjing. Tetapi menurut mazhab Syafi’i anjing merupakan hewan yang najisnya bersifat mutlaq, tidak boleh menyentuhnya. Pendapat mazhab Syafi’i mengenai kenajisan anjing adalah air liur dan badannya atau dalam artian lain seluruh anggota tubuh merupakan najis. Oleh karena itu setiap orang yang menyentuh dan disentuh oleh anjing diwajibkan untuk membasuh anggota yang terkena yang dianggap najis dengan tujuh kali basuhan, salah satunya dengan tanah.

Masih banyak cerita lain yang menceritakan tentang kehidupan seorang “Syafi’i” di negeri “Maliki”.

Tetapi mempelajari fiqih Maliki langsung kepada para ulama Maliki merupakan hal yang dilakukan oleh mahasiswa Indonesia di Tunisia yang menjadi bekal bagi mereka tanpa menggeser kesyafi’iyan nya yang sudah menjadi mazhab utama di negeri tercinta Indonesia. 

Tunis Al-Khodro’ 30 Januari 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Negeri yang Diberkahi

Oleh : Rahmat Ilahi Asy-Syukry Dunia saat ini adalah dunia modern dengan segala macam bentuk teknologinya, berbagai macam teknologi dik...