A. Sekilas Tentang Tunisia
1. Geografis
Tunisia,
Negara mungil dipenghujung sebelah utara benua afrika. Disebelah utara
dan timur berbatasan dengan laut Meditarian, disebelah selatan dan
tenggaranya berbatasan dengan Lybia, sedangkan daerah batas barat
langsung berbatasan dengan Al-jazair.
Dengan luas wilayahnya 164.150 km2 (sekitar sepertiganya
dari pulau sumatera) Tunisia sungguh menawarkan pemandangan indah, yang
akan mamanjakan mata para pengunjungnya. Pesona alam yang indah itu
bisa dilihat pada 1.298 km garis pantai yang terbentang disebelah barat
serta daerah pegunungan di sepanjang perbatasan Al-jazair. Daratan
tertigginya adalah gunung Chaambi (1.544 meter di atas permukaan laut).
Disebelah
selatan, ada chott dan oase. Perkebunan Zaetun menghampar di hampir
seluruh permukaan negeri. Selain itu, situs-situs arkeologi,
masjid-masjid bersejarah, serta pasar-pasar tradisional bernuansa Arab
pertengahan juga menjadi daya tarik lainnya.
Tunisia
termasuk negeri yang memiliki empat musim, dengan perbedaan iklim yang
cukup mencolok antara daerah bagian utara dan daerah bagian selatan.
Suhu udara rata-rata berkisar antara 7-10 derajat celcius pada musim
dingin (di daerah bagian barat dan kawasan pegunungan mencapai -5
derajat celcius), dan 25-40 derajat celcius pada musim panas (di
beberapa tempat di selatan Tunisia mencapai bahkan melewati 45 derajat
celcius). Cuaca akan terasa lebih panas lagi saat angin gurun bertiup
dari arah selatan. Musim semi dan musim gugur adalah musim yang
menyenangkan berada di Tunisia, tentunya dengan suhu udara yang hangat
dan cuaca yang indah di sepanjang hari.
2. Sejarah Tunisia
Sejarah
Tunisia dapat ditelusuri dari berdirinya Kerajaan Carthage (Kartago)
sekitar tahun 814 SM. Pada abad ke-2 SM, kerajaan Kartago mengalami
kehancuran hingga mengakibatkan saling bergantinya kekuasaan asing di
Tunisia.
Tunisia
yang saat itu lebih dikenal dengan nama Afrika kemudian menjadi pusat
Kerajaan Romawi di selatan Mediterania. Kedaulatannya meliputi sebagian
wilayah kekuasaan Kerajaan Chartage. Antara 439-533 M, Tunisia dikuasai
oleh pasukan Vandal, sebelum ditaklukkan kembali oleh Kerajaan Roman
Byzantium (533-647 M).
Pertengahan
abad ke-7 Uqba bin Nafi r.a., seorang sahabat Rasulullah SAW, masuk ke
Tunisia bersama pasukannya. Tahun 647 M. pasukan Uqba r.a. berhasil
menaklukkan Sbeitla (Sufetule) yang menandai bermulanya era Arab-Islam
di Tunisia. 13 tahun kemudian, yaitu pada tahun 670 M. Uqbah r.a.
berhasil menaklukkan kota Kairouan --sekitar 156 km. selatan kota
Tunis-- dan kemudian menjadikannya sebagai ibukota (terhitung ibukota
islam pertama di Afrika) pemerintahan dan pusat penyebaran islam di
wilayah Afrika Utara. Seiring perubahan politik masa itu, Kairouan juga
menjadi bagian dari wilayah kedaulatan Dinasti Umawiyah. Pada 698 M.,
pasukan islam dibawah pimpinan Hassan bin an Nu’man dan Musa bin Nashr
berhasil menaklukkan Carthage, hingga kemudian Islam cepat berkembang di
Tunisia . Bahkan pada tahun 711 M. –masa keemasan Dinasti Umayyah-
agama Islam telah tersebar ke daratan Eropa dengan berhasil menaklukkan
Andalusia (Spanyol dan kawasan Iiberia di sekitarnya).
Pada
tahun 748 M., Dinasti Umawiyah digantikan oleh Dinasti Abbasiah.
Peristiwa ini menyebabkan Tunisia terlepas dari pengawasan pusat
kekhalifahan, namun kemudian dapat dikuasai lagi oleh Dinasti Abbasiah
pada tahun 767 M. Pada tahun 800 M., Ibrahim Ibn Aghlab ditunjuk sebagai
Gubernur Afrika Utara yang berkedudukan di Kairouan. Pada masa ini,
Mesjid Agung Ezzitouna didirikan di kota Tunis.
Masa-masa selanjutnya adalah era kejayaan peradaban Islam Tunisia dan
kawasan Arab Maghribi. Dinasti Aghlabiah (767-910), Fatimiah (910-973),
Ziridiah (973-1062), Almohad (1159-1228) dan Hafsiah (1230-1574) silih
berganti memegang tampuk kekuasaan di Tunisia, hingga masuknya Tunisia
dalam wilayah Khalifah Utsmaniah (1659-1705) dan Huseini (1705-1957).
Perancis
berhasil menjadikan Tunisia sebagai wilayah protektoratnya dengan
ditandatanganinya Perjanjian Bardo pada 12 Mei 1881. Berbagai upaya
dilakukan Rakyat Tunisia untuk lepas dari protektorat ini. Usaha ini
mencapai hasil pada tanggal 20 Maret 1956 dengan dibatalkannya
Perjanjian Bardo dan diproklamirkannya kemerdekaan Tunisia. Saat itu
pemerintahan tetap dipegang oleh seorang Bey (gelar raja di Tunisia)
sebagai kepala Negara. Pada tanggal 25 Juli 1957, Bey terakhir
diturunkan oleh parlemen. Sejak saat itu Tunisia menjadi Republik dengan
dipimpin oleh Habib Bourgiba sebagai Presiden pertamanya. Dengan nama
Mata uang Dinar Tunisia (DT).
3. Islam di Tunisia
Mayoritas
rakyat Tunisia adalah Muslim (99,5%). Islam dinyatakan sebagai agama
resmi negara. Selain islam, juga terdapat masyarakat yang beragama
Yahudi dan Kristen.
Islam
pertama kali masuk ke Tunisia pada tahun 50H. (670 M.) yang ditandai
dengan kedatangan pasukan muslim di bawah komando Uqbah bin Nafi,
seorang sahabat Nabi. Mereka memasuki Tunisia lewat Mahdia, kota pantai
30 km. timur kota Sousse. Kemudian rombongan ini menuju Kairouan, dan
menetap disana. Di kota inilah, Uqbah r.a. mengatur strategi penyebaran
islam di Afrika Utara serta mendirikan sebuah masjid besar, yang
kemudian dikenal dengan nama Masjid Uqbah.
Karena
itulah, Kairouan dan Mahdia kini menjadi kota tujuan wisata sejarah
islam terpenting di Tunisia, selain Mesjid Ezzeitouna di kota Tunis. Di
Kairouan dan Mahdia, kita bisa mengunjungi masjid-masjid tua, benteng,
makam para ulama serta istana sisa peninggalan peradaban islam.
Umat
islam Tunisia hidup secara damai. Nilai-nilai keagamaan dijunjung
tinggi dalam kehidupan keseharian. Masjid Ezzetona di kota Tunis dan
Masjid Uqbah di Kairouan, kerap menjadi pusat kegiatan keagamaaaan dalam
skala nasional maupun internasional.
Sebagai
imbas dari penjajahan Perancis selama rentang abad 19 dan 20 Masehi,
arus modernisasi dan kebudayaan Eropa merasuki pola hidup rakyat
Tunisia, termasuk dalam kehidupan beragama. Kini, wajah islam modern dan
moderat menjadi identitas umat islam Tunisia. Prinsip toleransi
beragama dan kebebsan menjalankan ibadah diatara mereka sangat dijunjung
tinggi. Gerakan tarekat sufi yang dulu sempat subur di Tunisia, kini
tersisih karena imbas modernisasi ini.
Di
kota Mahdia , terdapat komunitas muslim syiah. Kota ini dahulu adalah
pusat dinasti Fatimiyah berjaya di Tunisia selama rentang tahun 910-970
M., kemudian melebarkan kekuasaan mereka ke Mesir, dimana mereka
membangun Kairo sebagai Ibukota pemerintahan yang baru dan mendirikan
masjid Al-Azhar yang merupakan cikal bakal universitas al-Azhar.
Dalam
hal beribadah, mayoritas rakyat muslim Tunisia bermadzhab Maliki,
sebagaimana kebanyakan umat islam di kawasan Afrika Utara lainnya. Meski
demikian, umumnya mereka cukup toleran serta tidak fanatik dalam
menganut fikih tertentu.
4. Sosial budaya
Jumlah
penduduk Tunisia pada tahun 2005 adalah 11 juta jiwa, dengan tingkat
pertumbuhan penduduk 1,08%. Pada tahun 2030 diperkirakan akan menurun
hingga dibawah 1%. Ini adalah dampak dari adanya peningkatan tarap hidup
serta membaiknya tingkat pendidikan, disamping semakin membaiknya
pelayanan kesehatan. Faktor penting lainnya adalah keberhasilan
pemerintah dalam menerapkan program KB (Keluarga Berencana). Pada tahun
2004, tingkat angka kelahiran mencapai 6,0 per 1000 penduduk.
Gambaran
umum tentang kesejahteraan di Tunisia bisa dilihat dari keberhasilan
pemerintah dalam memperkecil jumlah angka kemiskinan. Pada tahun 1980
jumlah rakyat miskin di Tunisia mencapai hampir 22%. Dalam beberapa
tahun saja kemiskinan bisa ditekan, sampai 6,2% pada 1997 dan sekitar
4,2% tahun 2004. Tingkat harapan hidup juga meningkat menjadi 73,5
tahun, dibandingkan dengan 72,1 tahun pada tahun 1999.
Di
Tunisia, kaum wanita mendapat ruang yang lebih luas dalam hal
ketenagakerjaan. Hal ini dapat dilihat dari Jumlah tenaga kerja wanita
mencapai 1.785.700, sedangkan tenaga kerja pria hanya berkisar 534.900.
Prosentase wanita yang lebih tinggi dari pria menandakan kemajuan
Tunisia dalam menangani isu kesetaraan gender.
Menurut
data The Tunisia National Women's Union (UNFT) yang didirikan pada
tahun 1956, terdapat sekitar 20 organisasi kewanitaan yang bergerak
diberbagai bidang. Selain itu, kaum wanita juga mendapat porsi 11% di
parlemen, 21,6% di Dewan Kotapraja, 11% di Dewan Ekonomi dan Sosial,
13,3% di Dewan Tinggi Hukum, dan 12% untuk staf bagian Kementrian.
5. Corak Masyarakat
Masyarkat
Tunisia adalah bagian dari dunia Arab. Bahasa resmi yang dipergunakan
adalah bahasa Arab, namun masyarakat Tunisia juga sangat fasih
berbahasa Perancis. Penduduk aslinya adalah bangsa barbar, yang
merupakan penduduk asli Negara-negara Afrika utara. Dengan berbagai
kebudayaannya yang telah mewarnai Tunisia sejak lebih dari 8000 tahun
silam.
Kedatangan
bangsa asing ke Tunisia mempengaruhi corak budaya orang-orang Tunisia.
Seperti budaya Phoenic dari kerjaan Chartage, Romawi, Vandal, Byzantium,
Arab, Andalusia, Turki dan yang terakhir Perancis. Selain itu, letak
geografis yang strategis juga memungkinkan Tunisia menjadi lokasi
persimpangan berbagai peradaban. Hingga menjadikan Tunisia kaya akan
sejarah dan warisan kepurbakalaan. Di negeri ini, kini terdapat lebih
dari 20.000 monumen dan tempat-tempat bersejarah peninggalan Chartage
(Carthaginian Empire), Kerajaan Romawi (Roman Empire), periode Islam dan
era modern. Tunisia telah memberikan sumbangsih besar tentang
kebudaaan tradisional yang dinamis, sehingga pada tahun 1997 UNESCO
telah menjadikan Tunisia sebagai 'Ibukota Kebudayaan Daerah'.
6. Kesejahteraan Rakyat
Berdasarkan
laporan Institut Stastistik Nasional Tunisia, rata-rata pendapatan
perkapita pada tahun 2005 mencapai 3.501 DT (tahun). Serta menempatkan
Tunisia sebagai negara ketiga termakmur di benua Afrika. Pertumbuhan
sektor ekonomi pun sangat mendukung. Pada tahun 2004 pertumbuhan ekonomi
mencapai 6% atau melebihi standar target 5,5%. Angka kepemilikan rumah
mencapai 80%, fasilitas listrik 99,2%, pemilikan mobil 21% dan telefon
rumah 35,6%. Bahkan menurut perhitungan pemerintah, hampir 80% warga
Tunisia termasuk “kelas menengah”.
Kesejahteraan
kaum pegawai, guru dan dosen mendapatkan perhatian khusus dari
pemerintah. Gaji PNS setingkat golongan IIIA berkisar 500-600 Dinar
($400-500). Gaji dosen bergelar doktor dan professor masing-masing
sekitar 1500 sampai 2000 dinar.
B. Dunia Pendidikan Tunisia
Sejarah
menunjukkan bahwa Tunisia mengalami beragam corak sistem pendidikan
sesuai konteks sosio-politik yang melatarinya. Pada abad-abad permulaan
Islam, kegiatan pendidikan hanya terkonsentrasi pada kajian agama di
mesjid-mesjid, melalui sistem pengajian halaqah dan talqin. Pada masa dinasti al Muwahidin,
muncul sistem madrasah. Sedangkan pada era Turki Utsmani,
sekolah-sekolah dibangun, dilengkapi serta disediakannya asrama bagi
para guru dan murid.
Pasca
kemerdekaan, pendidikan mendapat perhatian khusus. Sejak tahun 1991,
program wajib belajar diterapkan bagi setiap anak yang berusia antara 6
hingga 16 tahun. Jika hal ini diabaikan maka keluarga yang
bersangkutan akan terkena sanksi. Sesuatu yang sangat jauh berbeda
dengan kondisi pendidikan kita.
Setiap
warga bebas biaya pendidikan, mulai dari pra-sekolah sampai
universitas. Bahkan bagi keluarga miskin, pemerintah memberikan program
beasiswa khusus. Pemerintah juga menyediakan fasilitas beasiswa di
beberapa perguruan tinggi bagi warga negara asing yang belajar di
Tunisia. Sejak tahun 2001, lebih 950 sekolah dasar dan menengah
dilengkapi perangkat komputer dan jaringan internet. Lebih dari 4500
lembaga pendidikan mendapat subsidi berbagai peralatan modern penunjang
proses belajar mengajar. Sebuah laporan dari Departemen Pendidikan
menyebutkan bahwa pada tahun 2004, Tunisia telah berhasil mencapai
tujuan program pendidikannya hingga 99,1%. Sungguh keberhasilan yang
gemilang bagi sebuah negara kecil seperti Tunis.
Dewasa ini di Tunisia terdapat 2,2 juta pelajar dan 334 ribu mahasiswa,
yang tersebar di 4.492 sekolah dasar, 829 sekolah menengah, serta 13
universitas.
Jenjang pendidikan terdiri dari Pendidikan Dasar (al madrasah al asasiyyah) selama 9 tahun (SD dan SMP), Pendidikan Menengah (al madrasah ats tsanawiyyah)
selama 4 tahun dan Pendidikan Tinggi. Jenjang pendidikan menengah
terdiri dari 4 tahun, yakni 3 tahun pendidikan menengah setara dengan
SMU serta 1 tahun terakhir sebagai kelas persiapan kuliah (kelas
Bachelor). Sejak kelas 3, para siswa mendapat penjurusan program studi,
yang terdiri dari Fisika, Biologi, Teknologi, Adab dan Ekonomi.
Pendidikan tinggi terdiri dari 3 tahap (marhalah); program S1 selama 4 tahun (al marhalah al ula dan al marhalah ats tsaniyah). Lulusan al marhalah ats tsaniyah menyandang gelar syahadah ustadziyah. Sedangkan tahapan ketiga (al marhalah ats tsalitsah) adalah program S2 (dua tahun) dan S3 (tiga tahun).
Pada
bulan Mei 2006, pemerintah mengagendakan reformasi dalam bidang
pengaturan jenjang pendidikan. Pendidikan tinggi menganut sistem LMD,
yakni License, Magister dan Doktor. Masa studi program S1 dipersingkat
menjadi 3 tahun, lulusannya menyandang gelar License. Kecuali untuk
program studi Ilmu Kedokteran, yang tetap dengan sistem lama (empat
tahun). Program Magister tetap 2 tahun. Terdiri dari 6 bulan masa
belajar di kelas, 6 bulan masa pembekalan methodologi riset serta 12
bulan terakhir masa penulisan tesis. Sedangkan program Doktor
dipersingkat menjadi 2 tahun, dari semula 3 tahun.
Akan
tetapi, sistem LMD ini diterapkan secara bertahap. Untuk tahun ajaran
2006-2007, sistem LMD baru akan diterapkan pada program-program studi
humaniora, termasuk di Universitas Ezzitouna. Targetnya, tahun 2010,
semua program studi telah menerapkan sistem LMD.
Sistem Ujian dan Penilaian
Pada
sekolah dasar dan menengah, ujian diadakan dengan sistem catur wulan.
Sedangkan pada jenjang universitas, ujian diadakan dengan sistem
semester. Setiap mata pelajaran dan mata kuliah, memiliki bobot nilai
yang berbeda, sebagaimana sistem SKS di tanah air. Untuk lulus dalam
sebuah mata pelajaran, seorang pelajar dan mahasiswa harus memiliki
nilai diatas 50 persen.
Ujian nasional (al imtihan al qaumi) diadakan
pada akhir jenjang pendidikan dasar dan menengah. Hasil ujian ini
memiliki porsi 75% dalam standar kelulusan akhir seorang siswa. Porsi
25% lagi diambil dari nilai komulatif selama masa belajar.
Lulusan
SD yang mendapat nilai rata-rata tinggi, akan mendapat prioritas masuk
SMA negeri unggulan (Madrasah Pilot). Para lulusan SMA Pilot ini
biasanya mendapat prioritas dalam program pengiriman mahasiswa ke Luar
Negeri yang disponsori pemerintah.
Proses
rekrutmen calon mahasiswa baru di universitas-universitas dalam negeri
dilakukan oleh Kementrian Pendidikan Tinggi, dalam sebuah proses kerja
yang terdiri dari 4 gelombang. Lulusan SMA dengan nilai tinggi akan
mendapat kesempatan dalam gelombang pertama. Sedangkan mereka yang
memiliki nilai lebih rendah, akan diterima dalam gelombang tiga dan
empat. Sistem ini dilakukan karena Tunisia tidak menggunakan sistem
UMPTN.
Tabel 1 : Jumlah Siswa Sekolah Dasar
Tahun Pelajaran
|
Siswa
|
Siswi
|
1973/1974
|
533.000
|
333.000
|
1986/1987
|
732.000
|
588.000
|
2002/2003
|
662.000
|
603.000
|
Tabel 2 : Prosentase Murid SD Melanjutkan ke SMA
1975
|
1980
|
1994
|
2002
|
21%
|
32,2%
|
55,3%
|
75,7%
|
Tabel 3 : Rasio Jumlah Murid : Guru di Sekolah Dasar
1970/1971
|
2000/2001
|
2002/2003
|
50
|
22,7
|
21,4
|
Sumber Anggaran Pendidikan
Wujud
nyata dukungan pemerintah terhadap dunia pendidikan diantaranya dengan
adanya porsi 26,2% APBN 2005 untuk sektor pendidikan. Angka yang
terhitung tinggi, sekaligus layak untuk mendukung terciptanya Sumber
Daya Manusia yang handal dalam menyongsong era pembangunan.
Sementara, partisipasi rakyat dalam mendukung program pendidikan ini terwujud dengan aktifnya lembaga as Shunduq al Wathani li at Tadhamun al Ijtima’i
(Le Fond National de Solidarité), yakni kotak nasional untuk
solidaritas sosial. Lembaga ini didirikan pada tahun 1992, sebagai upaya
pemerintah dalam program pemerataan kesejahteraan. Termasuk diantaranya
bantuan pada sektor pendidikan.
Pemerintah
mendorong warga yang berkecukupan untuk bersedekah pada lembaga ini.
Untuk memudahkan kinerja, pada tahun 1997 didirikan Bank Solidaritas
Tunisia.
Selama
rentang tahun 1994-2000, lembaga ini telah menyalurkan dana sebesar 807
Juta Dinar (sekitar 6,4 triliyun rupiah) melalui 1762 program, di 1340
wilayah. Serta membantu lebih dari 240.000 keluarga (11% dari jumlah
seluruh keluarga Tunisia) dalam upaya memperbaiki taraf hidup. Angka
kemiskinan pun ditekan hingga 4,2% (2004). Sebanyak 3,7 Juta Dinar (2,9
Milyar rupiah) digunakan untuk bantuan rehabilitasi dan pembangunan
gedung lembaga pendidikan dalam 130 program kegiatan.
Beasiswa dan lainnya
Setiap
warga asing dan pribumi mempunyai kesempatan untuk mendapatkan beasiswa
dari pemerintah Tunisia. Untuk memudahkan proses pengurusannya,
pemerintah mendirikan lembaga khusus dibawah departemen pendidikan
tinggi secara langsung. Diwan Al khidmat Al jamii’yyah (kantor
urusan Perguruan tinggi). Kantornya tersebar disemua kota diseluruh
Tunisia. Selain pengurusan beasiswa, badan ini juga mengurus seputar
izin tinggal, penempatan asrama, dan sebagainya. Besaran jumlah beasiswa
yang dikeluarkan bermacam-macam tergantung perkuliahan dan jurusan yang
diambil. Besar beasiswa S1 untuk program keagamaan 50 DT (35 $)
perbulan, sedangkan untuk Marhalah Ats Stalitsah S2 dan S3 sebesar 140 DT (110$) perbulan.
Beberapa persyaratan yang dibutuhkan untuk pengajuan beasiswa:
- Surat pengantar dari Kementrian Pendidikan Tunisia yang menyatakan mahasiswa yang bersangkutan belajar di Tunisia
- Tarsim Jami’ah (Surat keterangan mahasiswa dari universitas)
- Photo Copy Passport
- 2 lembar Pas Foto
- Mengisi Formulir Beasiswa yang telah disediakan
- 2 amplop beserta prangko
- Semua persyaratan dilegalisir (Copy Conform) oleh pihak Baladiyyah (setingkat Kabupaten/Kota) di Tunisia
Biaya
hidup di Tunisia memang tergolong mahal, tak salah bila masyarakat
Tunisia sendiri memberikan julukan negaranya “swiss of Arab”, sebuah
pengakuan akan tingginya biaya kehidupan di negara ini. Untuk harga sewa
flat (1kamar+dapur+kamar mandi) saja disekitar kampus bisa mencapai
150 DT ($120). Belum alokasi untuk keperlerluan sehari-hari,
transportasi dan lainnya. Minimal kita membutuhkan sekitar 200$/bulan.
Tapi
menjadi pelajar di Negeri Zaitun banyak kemudahan yang akan kita
dapatkan. Hal ini merupakan bukti kesungguhan perhatian pemerintah pada
sektor pendidikan. Dengan dibangunnya asrama-asrama (mabit) untuk
para pelajar, restaurant-restaurant dan sarana transportasi khusus yang
bisa diakses semua mahasiswa tanpa terkecuali. Semua itu sangat
dirasakan membantu kelancaran proses belajar .
Karena
dirasakan tercukupinya berbagai kebutuhan, jarang sekali mahasiswa
asing yang belajar dengan menyisihkan waktu untuk bekerja. Disisi lain
peraturan yang diterapkan oleh pemerintah yang membatasi aktifitas warga
asing yang tinggal di Tunisia untuk mencari penghasilan tambahan.
Kecuali dalam kasus tertentu saja, sebatas aktifitas dalam skala kecil
yang bersifat kekeluargaan.
Perguruan Tinggi
Beberapa nama perguruan tinggi Tunisia:
- Universitas Tunis
- Universitas Tunis El Manar
- Universitas 7 November
- Universitas Ezzeitouna
- Universitas Manouba
- Universitas Jandouba
- Universitas Sousse
- Universitas Monastir
- Universitas Kairouan
- Universitas Sfax
- Universitas Gafsa
- Universitas Gabes
- Perguruan Tinggi Pendidikan dan Teknologi
Adapun perguruan tinggi swasta adalah:
- Tunis Libre University
- Arab Sciences University
- El Ibdily University
- Libre University of Chartage
- Maghribia Higher Institute of Information and Technology
Dari
sekian banyak perguruan tinggi yang ada di Tunisia, yang berkiprah
dalam pendidikan keagamaan terkonsentrasi pada universitas Ezzetuona.
Sebuah lembaga pendidikan tua yang pada awalnya terkenal dengan julukan
‘menara peradaban’ ini terus menjadi pelita dalam menelurkan
generasi-generasi islam yang tangguh. Khususnya dalam kajian perspektif
Ushul Fiqh. Universitas ini termasuk garda terdepan dalam melahirkan
kajian-kajian Maqashid Syariah. Dengan munculnya para ahli-ahli fiqh
baru yang ikut serta mencerahkan khazanah pemikiran islam.
Untuk
mahasiswa Indonesia yang mendapatkan beasiswa hanya mahasiswa yang
menuntut ilmu di Ezzitouna, sesuai dengan nota kesepahaman (MoU) yang di
tandatangani oleh Depag. Dalam hal ini, Depag dan KBRI sebagai
fasilitator dalam proses pendaftaran serta pengiriman mahasiswa ke
Tunisia.
Sekilas Tentang Universitas Ezzitouna
Pendahuluan
Corak
Islam di Tunisia dalam sejarahnya, tak bisa lepas dari peran
Ezzitouna, sebuah lembaga pendidikan Islam yang telah berusia lebih dari
1000 tahun. Tak terkecuali saat ini, ketika Tunisia tengah berada dalam
terpaan arus modernisasi global yang melanda hampir seluruh pelosok
dunia. Ezzitouna tetap berkomitmen dengan jati dirnya sebagai markas
studi islam.
Sejarah Singkat
Menurut catatan sejarah, kampus kami termasuk lembaga pendidikan Islam tertua. Cikal bakalnya adalah pengajian-pengajian halaqah seperti pesantren yang digelar di Mesjid Agung Ezzitouna.
Pengajian-pengajian
ini telah berlangsung sejak awal didirikannya Mesjid Agung Ezzitouna
pada tahun 116H/732 M. Saat itu, Tunis diperintah oleh seorang gubernur
bernama `Ubaidillah al-Habhab, pada masa pemerintahan Hisyam bin Abdul
Malik dari Dinasti Umayah. Materi yang diajarkan dalam halaqah-halaqah itu meliputi Alquran dan ilmu-ilmu keislaman secara umum. Waktu belajarnya adalah setiap usai shalat lima waktu. Diantara
syekh pertama yang mengajarnya adalah Khalid bin Amran, beliau pernah
belajar langsung dari al-Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar as-Shiddiq,
dari salim bin Abdillah bin Umar bin Khattab, dari Sulaiman bin Yassar
seorang pakar fiqh di kota Madinah al-Munawwarah.
Kegiatan
pengajian yang menggunakan kitab kuning ini terus berlangsung selama
berabad-abad. Hingga pada paruh kedua abad 19, mulai terjadi reformasi
sistem pengajaran. Diantara bentuknya adalah penerapan sistem absensi,
pengaturan jenjang dan jadwal belajar, pengajaran bahasa asing dan
ilmu-ilmu umum, standarisasi ujian, serta pengembangan metode dialog.
Syekh
Muhammad Thahir ibn Asyur –seorang ulama terkemuka Tunisia yang wafat
pada tahun 1973 M- menuturkan bahwa pada reformasi pendidikan yang
mendasar itu terjadi pada tahun 1292 H (sekitar tahun 1890 M) dan banyak
diilhami oleh Muhammad Abduh dan Khairuddin at Tunisi. Nama yang
disebutkan terakhir adalah seorang negawaran Tunis yang memiliki
pengalaman melanglang buana ke negara-negara Eropa. Kekaguman Khairudin
pada kemajuan Eropa serta beberapa gagasan pembaharuannya ia tuliskan
dalam sebuah buku yang saat ini sangat dikenal di Tunis ; Aqwamul Masalik fi Ma’rifati Ahwal al Mamalik.
Perbaikan sistem pengajaran terus berlangsung di Tunis. Pada tahun 1894, didirikan pula Madrasah Khalduniyah, sebagai salah satu lokasi belajar bagi para santri. Sepuluh tahun kemudian, al Jam’iyyah az Zaituniyyah
(Lembaga Ezzitouna) secara resmi didirikan. Pembentukan lembaga ini
sekaligus menjadi momen berdirinya Universitas Ezzitouna modern hingga
yang dikenal saat ini.
Program/Jenjang Pendidikan
Universitas Ezzeitouna menyediakan program untuk S-1 (licence), Pasca sarja dan program doktoral. Universitas ini memiliki
empat fakultas: Teologi, Hukum Islam, Peradaban Islam, dan Informatika.
Adapun fakultas yang disediakan untuk mahasiswaa asing adalah Fakultas
Peradaban Islam (hadharah islamiah) untuk tingkat S1. Program kajian Ushuluddin (Teologi), Syariah (Hukum islam), dan peradaban Islam untuk S2 dan S3.
Pada
bulan Mei 2006, Pemerintah Tunisia mengagendakan reformasi pendidikan.
Salah satu poinnya adalah perubahan massa studi S1, S2, dan S3. sejak
tahun ajaran 2006-2007, sistem pendidikan tinggi Tunisia mengacu pada
sistem LMD (Licence, Magister dan Doktor) dengan masa studi 3 tahun
untuk S1, 2 tahun untuk S2 dan 2 tahun untuk S3.
Sistem
perkuliahan yang diterapkan adalah tatap muka dalam bentuk paket. Masa
studi untuk program S1 terbagi ke dalam dua tahapan: al Marhalah Ula dan al Marhalah ats Tsaniyah. Pada tahapan pertama materi kuliah yang diberikan bersifat umum untuk dipelajari semua mahasiswa. Lamanya jenjang pendidikan al Marhalah Ula ini setara dangan 2 semester. Pengambilan jurusan diambil ketika mahasiswa telah dinyatakan lulus pada al Marhalah Ula. Pada tahapan kedua, al Marhalah ats Tsaniyyah atau dikenal dengan al Marhalah Ustadziyyah.
Mahasiswa telah di berikan kesempatan untuk mengambil kurikulum
jurusan. Materi kuliah yang diambil telah spesifik pada konsentrasi
jurusan antara: Ushuluddin, Syari’ah dan Hadharah al Islamiyyah.
Pada
program S2, 6 bulan pertama merupakan masa kegiatan kuliah, sedangkan
18 bulan berikutnya untuk penulisan tesis yang terlebih dahulu dimulai
dengan program pembekalan methodologi dan karya ilmiah. Sedangkan
program doktoral hanya berupa penulisan disertasi selama maksimal 3
tahun dengan bimbingan seorang professor.
Selain program tersebut, terdapat program Tamhidiyyah
(kelas persiapan) yang disediakan bagi calon mahasiswa yang belum
memiliki kemampuan bahasa Arab yang memadai. Program ini terbagi pada 2
tingkat dengan massa studinya masing-masing 1 tahun. Materi yang
diberikan tidak terlepas dari pendalaman seputar bahasa,
kaidah-kaidahnya serta pelatihan menulis.
Sisi
keunggulan lain Universitas Ezzetouana jika dibandingkan dengan
universitas-univesitas islam lainnya di negara Arab adalah penekanan
pada methodologi keilmuan. Materi dikemas dengan sistem Nadhariyyah (Teori) dan Musayyar/'Amaly
(praktek) pada setiap mata kuliah, sehingga proses pendidikan lebih
terjamin. Penyampaian materi kuliah tidak secara dikte dan hafalan saja.
Interaksi antara dosen dan mahasiswa hidup dengan diadakannya diskusi
dan penugasan-penugasan analisis di beberapa literatur yang telah
ditentukan oleh dosen sesuai dengan paket materi kuliah.
Dewasa ini Ezzeitouna terkenal sebagai lembaga pendidikan terdepan yang melahirkan konsep-konsep Maqashid Syariah. Dari kampus ini muncul ahli-ahli fikih baru yang mewarnai cakrawala pemikiran islam. Kajian Maqashid Syariah
yang menggabungkan ketajaman analisa pada teks dan pemahaman ushul.
Kampus ini pernah dipimpin oleh pemikir handal sekaliber Syekh Muhammad
Thahir ibn Asyur. Ia membukukan konsep-konsep Maqashid Syariah para
pemikir pendahulunya, seperti Asyatibi, al Ghazali dan lainnya. Dengan
mengedepankan pemeliharaan terhadap agama, jiwa, akal, keturunan, harta
dan kehormatan.
Bahasa
Bahasa
pengantar yang digunakan adalah bahasa arab dan perancis pada mata
kuliah tertentu. Selain materi diatas, para mahasiswa juga wajib
mengikuti dua program bahasa asing; Bahasa Inggris dan Perancis. Serta
program paket pilihan bahasa yang meliputi bahasa Spanyol, Italia,
Jerman, Latin, Persia dan Ibraniyyah.
Kegiatan Mahasiswa
Selain
kegiatan perkuliahan, pihak kampus menyediakan kegiatan-kegiatan
pendukung yang bersifat ekstrakulikuler. Sebagai bukti kepedulian dari
pihak kampus, dibentuklah Dewan khusus mahasiswa. Terdiri dari pihak
kampus dan beberapa perwakilan dari mahasiswa. Tugasnya mengurusi segala
bentuk kegiatan mahasiswa diluar pendidikan kuliah. Seperti;
pertandingan olah raga, pekan kebudayaan, tour ke luar kota dan yang
lainnya. Sekurang-kurangnya dua kali pihak kampus mengadakan rihlah
mahasiswa, sambil menikmati keindahan alam Tunisia kita dikenalkan
pada situs sejarah, kebudayaan dulu masyarakat Tunisia. Selain itu
diadakan pameran kebudayaan dari Negara-negara asing, biasanya pihak
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) sering diundang untuk ikut serta
mengikuti pameran ini. Memberikan sumbangsih untuk mengenalkan budaya
ibu pertiwi pada khalayak ramai.
Kegiatan
yang tak kalah menariknya untuk diikuti mahasiswa adalah club-club
belajar, club olahraga yang diluar kegiatan perkuliahan. Seperti Nadi
Qiraat (club Qiraat), Nadi I’lamiyyah (club informasi), club sepak bola,
kalighrafi, kesahatan, kebudayaan dll. Semua club memiliki jadual
kegiatan, aktifitas masing-masing. Sesekali diadakan demontrasi
disekitar kampus. Semua itu menjadikan para mahasiswa merasa nyaman dan
memiliki rasa kepemilikan yang tinggi pada kampusnya. Sehingga proses
belajar bisa tercapai dengan hasil yang sangat maksimal.
Masa
liburan panjang perkuliahan pada musim panas. Layaknya negara-negara
yang memiliki perbedaan 4 musim. Kegiatan perkuliahan berhenti pada
akhir Mei seiring kegiatan ujian pertengahan kedua telah selesai,
kecuali bagi mahasiswa S1 yang belum mencapai standar kelulusan
sebagaimana yang diterapkan pihak kampus. Ia masih harus berkutat dengan
ujian Tadarruk (susulan) pada awal bulan Juni sesuai dengan mata kuliah yang kurang.
Mahasiswa dan Alumni
Untuk
menjamin kualitas dan keseimbangan fasilitas. Pemerintah Tunisia
membatasi jumlah mahasiswa asing yang belajar di Tunisia . Pada tahun
ajaran 2005-2006, terdapat 400 mahasiswa asing di Universitas
Ezzeitouna, yang berasal dari 37 negara Afrika, Asia dan Eropa.
Sejarah
menunjukan bahwa peran Universitas Ezzeitouna sangat besar dalam upaya
membangun sumberdaya manusia yang berkualitas dalam proyek penyebaran
ulama, Ahli fikih serta cendikiawan yang gemilang dari Ezzeitouna ini. Almamater
ini dari masa ke masa telah mencetak tokoh-tokoh terkenal, seperti
Ahmad at-Tifasyi pengarang pertama mausu'ah 'arabiyah (Enseklopedi
Arab), Ibn 'Ifrah (pakar fiqh Madzhabn Maliki), Abdurrahman Ibnu Khaldun
(Bapak Sosiologi modern), Abu al-Qassim asy-Syabi (penyair legendaris),
Tahar Haddad (penyair dan sosiolog), Muhammad at-Tahir Ibn 'Asyur
(pakar tafsir kontemporer dengan karya monumentalnya kitab al-Tahrir wa
Tanwir). Mereka adalah contoh dari sejumlah alumnus Ezzitouna yang
selalu akan di kenang dalam perjalan sejarah manusia.
Materi-materi Kuliah:
- Program S1
No.
|
Marhalah Ula
|
Marhalah ats Tsaniyah
|
1
|
Al Quran wa ‘Ulumuh
|
Ushul Fiqh wa al Maqasid
|
2
|
Assirah Annabawiyyah wa as Sunnah
|
At Tasyri’ al Islamy wa Tarikhuhu
|
3
|
Madkhal ila Dirasat Ushul ad Din
|
Hadharah Islam fi al ‘Alam
|
4
|
Madkhal ila Dirasat al FIqh wa Madzhabihi
|
Dirasah fi Adyan al Muqaranah
|
5
|
Tarikh al Adyan Al Kitabiyah
|
Madaris at Tafsir al Hadits
|
6
|
Ilmu al Ijtima’ Addini
|
Filsafat al Qanun al Wadh’i
|
7
|
Bahasa Arab
|
Al Fikr al Islamy al Hadits wa al Mua’ashir
|
8
|
Bahasa Inggris/Perancis
|
Tarikh al ‘Ulum wa al Funun
|
9
|
Manhajiyyah
|
At Tafsir fi al ‘Ashr al Hadits
|
10
|
Madaris at Tafsir fil al Qadim
|
Ushul ad Din Qadiman wa Haditsan
|
11
|
Tarikh al Islam
|
Al Firaq al Islamyah wa al ‘Aqaid
|
12
|
Tarikh al Fikr al Islamy
|
At Tashawwuf wa tarikhuhu
|
13
|
Ulum al Hadits wa syarhuhu
|
Hadharah al ‘Arab qabla al Islam
|
14
|
Ushul al Fiqh wa Tarikhuha
|
Al Muassasat fi al Islam
|
15
|
Al’aqaid wa Tarikhuha
|
Mabahits fi at Tarikh al Iqtishady fi al Islam
|
16
|
Al Maqasid wa Attasyri’
|
Tarikh al ‘Ulum wa al Funun fi al Hadharah al Islamiyyah
|
- Program S2
Secara garis besar, materi yang terdapat dalam program S-2 sebagai pelajaran inti untuk setiap jurusan adalah : al Quran wa al Hadits, al Fikr al Mu’ashir, Huquq al Insan, Filsafat Umum dan terjemah (arab-inggris/arab-perancis)
Sedangkan materi yang diajarkan sebagai intensifikasi jurusan adalah : Fikh, Ushul Fikh dan Syari’ah wa al Qanun (Syari’ah) Tarikh Adyan, al Firaq al Islamiyyah dan al ‘Aqaid (Ushuluddin) serta at Turats wa al Hadatsah Harakah al Islamiyyah, Hadharah al Islam dan al Iqtishad (Hadharah)
Proses Pendaftaran
Setiap
tahun pemerintah Tunisia mengirim permohonan pengiriman mahasiswa
kepada pemerintah Indonesia yang ingin belajar di Universitas
Ezzeitouna. Biasanya permohonan dikirimkan dalam rentan bulan Juni-Juli
untuk mahasiswa S1 dalam jumlah tertentu. Informasi bisa didapat dari
Departemen Agama RI atau kedutaan Tunis di Jakarta untuk lebih jelas.
Secara garis besar persyaratan yang diminta sebagai berikut:
- 2 lembar pas photo ukuran 3x4
- Photo copy Ijazah SMU atau sederajat yang sudah di terjemahkan ke dalam bahas arab
- Photo copy Surat Akte Kelahiran yang sudah di terjemahkan kedalam bahasa arab
- Photo copy surat keterangan sehat dari dokter yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa arab
- Photo copy Surat Keterangan Kelakuan Baik (SKKB) dari kepolisian yang telah diterjemahkan kedalam bahasa arab
- Surat Rekomendasi dari Depag (Pusat/Daerah) atau yayasan yang sudah diterjemahkan kedalam bahasa arab
- Surat permohonan (Matlab Qabul wal Tasjil) yang ditujukan kepada Kementrian Pendidikan Tinggi Tunisia (wizarah at-ta'lim al-aly) dalam bahasa arab atau perancis.
Jumlah kuota pertahun yang disediakan untuk pelajar S1 4 orang. Sedangkan untuk program magister dan doktor sebanyak 3 orang.
Pemerintah
Tunisia tidak menerima pendaftaran secara langsung, dengan mengirimkan
persyaratan ke Perguruan Tinggi yang bersangkutan. Berkas-berkas harus
terlebih dahulu melaui kualifikasi di Kedutaan Indonesia di Tunis
ataupun melalui kedutaan Tunis di Jakarta. Dari dua lembaga tersebut
dikirimkan ke Kementrian Pendidikan Tinggi dengan dilampirkan pengantar
yang ditujukan khsusus kepada perguruan tinggi yang bersangkutan.
Persyaratan dapat dikirimkan melalui kedutaan Indonesia di Tunis dengan alamat :
Kasubid Pensosbud KBRI Tunisie
L’Ambassade D’Indonesie
Rue du Lac Malaren/Rue du Lac Oubeira
Berges du Lac-Grand Tunis-Tunisia
Phone : +216.71.860377 – 71.860720
Fax : +216.71.861.758
Dengan
disertakan surat permohonan yang ditujukan kepada KBRI Tunisia
/Kasubid. Pensosbud Tunis untuk dibantu didaftarkan kepada Universitas
yang dituju.
Dapat juga dikirim melalui kedutaan Tunisia di Jakarta dengan alamat :
Embassy Republic of Tunisie
Jl. Karang Asem Tengah blok C/5 No. 15 Jakarta Selatan 12950
Telp. 6221 52892328, 52892329
Pemberitahuan
kelulusan sekitar bulan September dari Kementrian Pendidikan Tinggi
Tunisia disertai edaran surat calling visa bagi siswa yang dinyatakan
lulus. Untuk tiket keberangkatan dibebankan kepada calon mahasiswa.
Sementara awal mulai kuliah untuk seluruh sekolah di Tunisia pada
pertengahan bulan September.
Informasi yang belum jelas dapat ditanyakan langsung kepada PPI Tunisia via surat dengan alamat :
PPI Tunisia, BP. 104, Recette Principale 1000
Tunis - Tunisie.
Telp. +216-95555215.
Email : zaitunaa@yahoo.com
Penutup
Paparan
singkat ini sungguh masih jauh dari apa yang diharapkan. Baik dari segi
penyampaian dan data yang dikumpulkan. Oleh karena itu, sangat kami
harapkan masukan dan koreksinya. Sekali lagi untuk kebaikan kita
bersama, kita semua. Karena, pendidikan tidak hanya terkurung pada
system, yang lebih utamanya adalah bagaimana ia bisa menjadi jembatan
untuk membangun mental dan kecerdasan bangsa. Dimanapun, dan kapanpun
kita tetap warga Negara Indonesia yang mempunyai tanggung jawab
memajukan bangsa tidak hanya secara moral saja, lebih dari itu.