Selasa, 07 November 2017

Negeri yang Diberkahi

Oleh : Rahmat Ilahi Asy-Syukry

Dunia saat ini adalah dunia modern dengan segala macam bentuk teknologinya, berbagai macam teknologi dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan memberikan kemudahan dalam aktifitas. Teknologi tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia hari ini, pengembangan demi pengembangan terus dilakukan seolah tidak dapat dibendung. Eksploitasi terhadap alam terus dilakukan demi memenuhi hasrat manusia untuk menyokong produksi teknologi.

Kendaraan bermotor misalnya, Menurut sebuah penerbit asal Amerika Serikat Ward's, diestimasikan bahwa ada 1,015 miliar kendaraan bermotor di seluruh dunia pada tahun 2010, angka tersebut terbilang cukup fantastis belum lagi termasuk jumlah kendaraan yang diproduksi dalam 5 tahun terkahir. Kendaraan bermotor secara umum menggunakan bahan bakar yang berasal dari minyak bumi, dalam satu abad terakhir minyak bumi seakan menjadi mutiara yang diburu oleh para pemegang "saham besar" di dunia ini.

Negara arab pada umumnya merupakan daerah dengan penghasil minyak bumi terbesar di dunia, ladang-ladang minyak terus ditemukan dengan jutaan barel yang dikandung setiap titik. Dengan semua fakta yang ada, sebuah pertanyaan pun muncul, bagaimana bisa negeri yang tandus bisa menghasilkan minyak se-begitu banyak? Jikalau lah minyak bumi berasal dari fosil purba kala, bagaimana bisa hewan-hewan raksasa bisa hidup di negeri tandus itu, bukankah seharusnya negeri yang lebih hijau yang mempunyai cadangan yang banyak? Jikalaulah minyak lepas pantai berasal dari fosil ikan dan tumbuhan kenapa bukan Jepang yang tercatat sebagai penyedia ladang minyak lepas pantai terbesar di dunia, kenapa harus hal itu justru ada di negeri arab?

Pada tahun 2009 Arab Saudi tercatat sebagai negara penghasil minyak terbesar di dunia, disusul oleh Uni Emirat Arab, Kuwait dan Qatar untuk di daerah arab lainnya. Jika kita bertitik tolak pada pemaparan diatas, maka akal seolah mengatakan bahwa Negeri Arab "tidak pantas" menerima keberuntungan tersebut.

Tetapi Allah SWT berkata lain, Allah SWT didalam Alquran mengatakan :

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Artinya : "Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidilharam ke Al Masjidilaksa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (Alisra' : 1)

Pada ayat tersebut Allah SWT menjelaskan bahwa perjalanan Nabi SAW pada malam isra' mi'raj merupakan perjalanan yang Allah SWT berkahi, Allah SWT memberkahi Masjid Alharam dan Masjid Alqso beserta daerah yang berada diselilingnyaa. Didalam ayat lain Allah SWT juga menjelaskan tentang betapa diberkahinya jazirah arab didalam Alquran Allah SWT berfirman :

وَجَعَلْنَا بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ الْقُرَى الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا قُرًى ظَاهِرَةً وَقَدَّرْنَا فِيهَا السَّيْرَ سِيرُوا فِيهَا لَيَالِيَ وَأَيَّامًا آمِنِينَ

Artinya : "Dan Kami jadikan antara mereka (penduduk Saba’) dan negeri-negeri yang Kami berkahi (Syam), beberapa negeri yang berdekatan dan Kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak-jarak) perjalanan. Berjalanlah kamu di negeri-negeri itu pada malam dan siang hari dengan aman."(Asaba' : 18) Negeri yang berdekatan pada ayat tersebut adalah negeri yang berada antara Yaman dan Syam.

Disinilah terkadang akal akan tunduk kepada wahyu, Alquran yang diturunkan pada 15 Abad yang lalu tidak hanya mengandung tentang hukum-hukum, tetapi juga kompas untuk kehidupan dunia ini.

Ada banyak ayat dan surat yang menjelaskan tentang sains, dan baru beberapa abad terakhir para ilmuwan merasakan ada kebenaran apa yang turun ratusan tahun silam disaat teknologi belum ada dan menjadi hal yang aneh, ini menjelaskan betapa akal manusia begitu lambat, bahkan jika kita kembali mengingat peristiwa isra' ketika Nabi Muhammad SAW diperjalankan dari Makkah ke Palestina dalam waktu semalam dan menjadi bahan tertawaan bagi masyarakat jahiliyah waktu itu maka bukan hal yang mustahil untuk saat ini, bahkan waktu semalam bisa dibilang lebih dari cukup jika hanya untuk perjalanan dari Mekkah ke Palestina menggunakan pesawat terbang disaat teknologi transportasi sudah maju seperti sekarang.

Maka sebuah kesimpulan pun muncul, bahwa betapa luar biasanya Alquran yang dihadiahkan oleh Allah SWT kepada umat manusia yang menjadi petunjuk untuk kehidupan akhirat, dan menjadi pengatur untuk kehidupan dunia. Oleh karena itu mengkaji Alquran merupakan hal yang luar biasa, akal tidak akan mampu membendung semua yang ada di dunia ini, para ilmuwan muslim yang berkonstribusi untuk kemajuan teknologi seperti Abbas bin Firnas yang menemukan konsep pesawat terbang bukan hanya sekedar ilmuwan yang mengkaji tentang pesawat terbang secara mutlaq, tapi dia mengkaji Alquran dimalam hari dan menerapkannya pada siang hari dalam artian lain dia seorang ulama sekaligus ilmuwan.

Jika ingin negeri yang kita huni menjadi negeri yang diberkahi, maka tunduk dan patuhlah kepada sang pemilik dan pencipta negeri itu sendiri yaitu Allah SWT.

Didalam Alquran allah mengatakan :

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰٓ ءَامَنُوا۟ وَاتَّقَوْا۟ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَالْأَرْضِ وَلٰكِن كَذَّبُوا۟ فَأَخَذْنٰهُم بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ

Artinya : "Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." (Al-a'raf : 96)

Allah SWT menjanjikan untuk keberkahan untuk suatu negeri jika mereka beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, dan juga menjanjikan azab dan petaka bagi negeri yang penduduknya durhaka kepada-Nya.

Oleh : Rahmat Ilahi Asy-Syukry

(Mahasiswa S-1 Jurusan Fiqih Wa Ushul Fiqh Universitas Azzaytunah, Tunisia || Wakil Ketua PPI Tunisia)

Jumat, 06 Mei 2016

ISRAK MI'RAJ

ISRAK MI'RAJ...
( Ketika Akal Tunduk dalam Dekapan Wahyu)

Setelah melakukan perjalanan panjang melintas ruang, waktu dan masa, Rasul SAW menceritakan peristiwa Israk Mikraj itu kepada Masyarakat Mekkah. Rasul SAW berkata, "Malam tadi saya ke Baitul Maqdis dan menjelang subuh sudah sampai kembali ke Mekkah". Para pemuka Qurais tersenyum lebar seakan mendapatkan celah untuk membuktikan Muhammad memang sedang dalam keadaan tidak wajar. Bagaimana mungkin perjalanan puluhan hari ditempuh dalam beberapa jam ? Muhammad sudah berakhir.

Lalu bagaimana cara membuat Muhammad jatuh terhenyak (jatuh dan tertimpa tangga) Kalau gitu puyuh harus diadu dengan puyuh, balam dengan balam. Yang menafikan informasi perjalanan Muhammad harus orang yang dekat dengan dia dan pernah ke Baitul Maqdis. Siapa orang itu ? Tentu Abu Bakar...

Para tokoh Qurais mendatangi Abu Bakar dan berkata " Anda pernah ke Baitul Maqdis, berapa lama perjalanan ke sana" ? Abu Bakar Menjawab lebih kurang 40 hari. Bagaimana pendapatmu jika ada yang berkata dia dapat pulang pergi Mekkah Baitul Maqdis dan Mekkah selama satu malam ? Abu Bakar tidak menjawab, tapi bertanya, " Siapa orang itu " ? Pemuka Qurais serentak menjawab, " Muhammad" ! Abu Bakar menjawab, kalau yang berbicara Muhammad lebih dari itu saya pasti percaya.

Akal tunduk kepada Wahyu ! Logika manusia bisa berkata mustahil, tapi Tuhan punya logika tersendiri. Memahami logika Tuhan disebut dengan Sunnatullah. Sementara memahami logika alam dikenal dengan hukum alam. Ada kalanya keduanya bisa berjalan seiring, tapi ada satu tempat sunnatullah harus didahulukan, sebab ada keterbatasan pada akal kita menembus keinginan Tuhan.

Kenyataan hari ini kadang berbeda. Filsafat yang bertujuan menjelaskan kebenaran wahyu secara rasional agar isyarat langit itu dapat dimamah oleh masyarakat bumi justeru sering dijadikan alat menghujat wahyu. Akal lupa diri kalau dia adalah alat mencari kebenaran yang terikat oleh ruang dan waktu. Sementar wahyu adalah kebenaran itu sendiri yang mengikat ruang dan waktu.

Peristiwa Israk Mikraj mengajak kita merenungi hakikat wahyu dan fungsi akal. Ini harus tuntas, agar tidak ada lagi perselingkuhan dalam mencari kebenaran...

foto google

Jumat, 23 Oktober 2015

WANITA ARAB TUA


WANITA ARAB TUA 

Pagi hari ini dingin sekali, hujan senantiasa mengguyuri tanah kelahiran Ibnu Kholdun, memang karena bulan ini merupakan bulan pergantian musim, dari musim gugur ke musim dingin, payung-payung mulai digunakan begitu juga jas-jas dan jaket tebal untuk menghangatkan badan.
Meskipun keadaan cuaca cukup ekstrem bagi tubuh orang Indonesia tapi hal itu tidak menghalangi apalagi sampai mengurungkan niat untuk keluar dari tumpukan selimut tebal menuju tempat menuntut ilmu di Universitas Zaitunah.

Hari ini tepat hari Jumat, saya keluar dari rumah pukul 9 pagi dengan tergesa-gesa menuju kampus, tak lupa juga bahwa hari ini merupakan hari asyura berpuasa dengan diimingkan pengampunan dosa setahun yang telah berlalu,

langkah demi langkah berlalu hingga saya sampai diperempatan lampu merah yang terletak tepat didepan Universitas Tunisia atau juga sebelum Universitas Zaitunah, memang kedua kampus ini terletak salling berhadapan satu sama lain dan hanya membutuhkan waktu kurang dari 2 menit untuk sampai kesalah satu kampus tersebut, ketika saya menyeberangi jalan tampak seorang wanita arab, seorang ibu yang sudah tua seperti menunggu saya diseberang jalan, saya sempat berpikir apakah saya punya hutang Malawi atau Chabaty kepadanya? , hehehe

tapi pikiran itu saya tepiskan lalu sayapun menghampirinya, ketika sampai kalimta pertama yang iya ucapkan adalah " Yaa ustadz, yumkin uqoddimu lak su`al?..." saya terdiam dan langsung tertawa dihadapannya lalu bertanya "kenapa ibu memanggil saya ustadz?.." ibu itu menjawab dengan beralasan "saya melihat kamu menggunakan peci, dan ditanganmu ada kitab mabahitsul quran..." hhh, ibu ini sangat cermat, "saya yakin kamu adalah mahasiswa Zaitunah..." ujarnya, saya kembali tertawa kecil disertai dengan rasa penasaran ketika melihat wajah ibu tersebut yang tampak sangat ingin bertanya, saya pun memberikannya kesempatan bertanya, ibu tersebut terlihat sangat tergesa-gesa mungkin ingin kesuatu tempat dngan mnggunakan bus dan tampaknya bus sudah menunggu, dia bertanya dengan wajah menyesal menggunakan bahasa arab lahjah tunisia "tadi pagi saya mencuci wajah lalu menyempatkan untuk minum beberapa teguk air menggunakan telapak tangan saya, apakah puasa saya batal? saya sedang melakukan puasa ayura... tadi itu saya lupa kalau saya sedang berpuasa," ujarnya, tampak dari wajahnya rasa takut akan batalnya puasa asyura yang sedang iya jalani, saya tersnyum dengan menjawab "la ba'sa idza nasit..." tidak mengapa jika ibu lupa, mendengar jawaban saya iya kembali bertanya utk meyakinkan jawaban yang sama, lalu saya menjawab dengan sebuah hadits "idza nasiya faakala wa syariba, fal yatimma shoumahu...dst" Jika iya lupa lalu makan dan minum maka hendaklah dia sempurnakan puasanya...
setelah mendengarkan jawabn ibu tersebut tampak gembira, lantas saya tersenyum dan melanjutkan langkah kaki saya, selesai.
-------------------

Tunis Al-Khodro' 23 Oktober 2015

Jumat, 30 Januari 2015

Ber “Syafi’i” di negeri “Maliki”



Ber “Syafi’i” di negeri “Maliki”

Di antara hal-hal yang menguatkan agama islam di muka bumi adalah dengan adanya beberapa mazhab raksasa yang berdiri kokoh ditengah ratusan mazhab kecil yang lain. Di antara beberapa mazhab yang besar ada Empat mazhab yang memiliki tonggak yang kuat yang masih utuh berdri dengan diakui eksistensinya oleh umat islam selama ratusan tahun. Mazhab tersebut sudah dijalankan oleh mayoritas umat islam di berbagai belahan dunia, masing-masing mazhab tersebut mempunyai basis kekuatan syariah bahkan mampu melahirkan ulama masyhur yang tidak asing didengar oleh umat islam atau nama-nama ulama ini juga masyhur dalam khazanah ilmu pengetahuan islam. Ke empat mazhab tersebut adalah Al-Hanafiyah, Al-Malikiyah, Asy-Syafi’iyah, Al-Hanabilah. 

Mazhab Syafi’i misalnya, Dinisbatkan kepada Imam Syafi'i memiliki penganut sekitar 28% muslim di dunia. Pengikutnya tersebar terutama di Indonesia, Turki, Irak, Syria, Iran, Mesir, Somalia, Yaman, Thailand, Kamboja, Vietnam, Singapura, Filipina, Sri Lanka dan menjadi mazhab resmi negara Malaysia dan Brunei.
Kemudian mazhab Maliki, yaitu mazhab yang didirikan oleh Imam Malik bin Anas bin Abi Amir Al-Ashbahi, mazhab ini merupakan mazhab yang memiliki total pengikut 25% dari seluruh umat islam di dunia, mazhab ini dominan di negara-negara Afrika Barat dan Utara, pada awal mulanya mazhab Maliki berkembang didaerah Madinah, karena Imam Malik sendiri merupakan seorang ulama yang lahir dan tumbuh besar di kota Madinah, maka salah satu metodologi istinbath hukum yang dilakukan Imam Malik adalah dengan melihat amalan penduduk Madinah pada waktu itu. Imam Malik sangat meyakini bahwa praktek ibadah yang dikerjakan penduduk Madinah sepeninggal Rasulullah SAW bisa dijadikan dasar hukum, meski tanpa harus merujuk kepada hadits yang shahih pada umumnya.

Mazhab Maliki ini di anut oleh 99% penduduk Tunisia. Bagi mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu di Tunisia menjaga kesyafi’iyan merupakan hal yang cukup mengesankan, mengingat bahwa negara Indonesia merupakan negara yang umat islam nya menganut mazhab Syafi’i. Beberapa mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di negeri Ibnu Kholdun ini pernah ditegur oleh masyarakat setempat, misalnya kisah dari seorang mahasiswa doktoral yang ditegur orang-orang sekeliling ketika sedang berwudlu, karena tidak tadlik saat membasuh tangan. Tadlik adalah menggosok-gosok bagian tubuh yang menjadi anggota wudhu. Dalam mazhab Maliki, tadlik adalah rukun wudhu’. Tidak sah wudhu’ tanpa tadlik

Biasanya jawaban yang keluar dari sebagian mahasiswa Indonesia ini adalah “Ana Indunisiy, syafi’iyal mazhab” saya orang Indonesia bermazhab Syafi’i, biasanya ketika orang Tunisia mendengar jawaban ini urusan selesai mereka langsung memahami. Dalam mazhab Syafi’i menggosok-gosok anggota wudhu’ tidak termasuk kedalam rukun, dan wudhu’ tetap sah.

Kemudian perbedaan yang cukup menonjol juga adalah tentang najis nya anjing, menurut imam Malik anjing bukan lah hewan yang najis, yang najis hanyalah kotorannya, yang dianggap najis Mutawassitoh. Hal ini merujuk kepada amalan penduduk Madinah pada waktu itu yang mengaggap anjing tidak najis, dan disamakan dengan hewan peliharaan lainnya seperti kucing. Maka dengan hal ini kita akan sedikit dikejutkan dengan banyak nya masyarakat yang memelihara anjing. Tetapi menurut mazhab Syafi’i anjing merupakan hewan yang najisnya bersifat mutlaq, tidak boleh menyentuhnya. Pendapat mazhab Syafi’i mengenai kenajisan anjing adalah air liur dan badannya atau dalam artian lain seluruh anggota tubuh merupakan najis. Oleh karena itu setiap orang yang menyentuh dan disentuh oleh anjing diwajibkan untuk membasuh anggota yang terkena yang dianggap najis dengan tujuh kali basuhan, salah satunya dengan tanah.

Masih banyak cerita lain yang menceritakan tentang kehidupan seorang “Syafi’i” di negeri “Maliki”.

Tetapi mempelajari fiqih Maliki langsung kepada para ulama Maliki merupakan hal yang dilakukan oleh mahasiswa Indonesia di Tunisia yang menjadi bekal bagi mereka tanpa menggeser kesyafi’iyan nya yang sudah menjadi mazhab utama di negeri tercinta Indonesia. 

Tunis Al-Khodro’ 30 Januari 2015

Rabu, 07 Januari 2015

Catatan Perjalanan Putera Riau Pertama di Tunisia


Tunisia, Negara mungil dipenghujung sebelah utara benua afrika. Disebelah utara dan timur berbatasan dengan laut Meditarian, disebelah selatan dan tenggaranya berbatasan dengan Lybia, sedangkan daerah batas barat langsung berbatasan dengan Al-jazair.
Dengan luas wilayahnya 164.150 km2 (sekitar sepertiganya dari pulau sumatera) Tunisia sungguh menawarkan pemandangan indah, yang akan mamanjakan mata para pengunjungnya. Pesona alam yang indah itu bisa dilihat pada 1.298 km garis pantai yang terbentang disebelah barat serta daerah pegunungan di sepanjang perbatasan Al-jazair. Daratan tertigginya adalah gunung Chaambi (1.544 meter di atas permukaan laut).
Disebelah selatan, ada chott dan oase. Perkebunan Zaetun menghampar di hampir seluruh permukaan negeri. Selain itu, situs-situs arkeologi, masjid-masjid bersejarah, serta pasar-pasar tradisional bernuansa Arab pertengahan juga menjadi daya tarik lainnya.
Tunisia termasuk negeri yang memiliki empat musim, dengan perbedaan iklim yang cukup mencolok antara daerah bagian utara dan daerah bagian selatan. Suhu udara rata-rata berkisar antara 7-10 derajat celcius pada musim dingin (di daerah bagian barat dan kawasan pegunungan mencapai -5 derajat celcius), dan 25-40 derajat celcius pada musim panas (di beberapa tempat di selatan Tunisia   mencapai bahkan melewati 45 derajat celcius). Cuaca akan terasa lebih panas lagi saat angin gurun bertiup dari arah selatan. Musim semi dan musim gugur adalah musim yang menyenangkan berada di Tunisia, tentunya dengan suhu udara yang hangat dan cuaca yang indah di sepanjang hari.
Tunisia alkhodro' ... Ya, itulah sebutan yang sangat masyhur didengar ditelinga setiap orang ketika bercerita tentang negara kecil yang berada di africa utara ini, negara yang luasnya hanya separuh pulau jawa, tetapi bisa menjadi negara termakmur ketiga di benua africa setelah africa selatan yang notabene dikuasai barat perekonomiannya dan libya yang memiliki sumur sumur minyaknya, tetapi tunisia tidak memiliki keduanya bahkan menjadi negara yang lebih makmur dibandingkan maroco, aljazair,dll  dikarenakan alam nya yang mempesona yang menjadi tujuan wisata para turis dari eropa, bahkan negara ini digelar dengan swiss of arab... 







Tunisia memiliki segudang cerita tentang kejayaan bangsa bangsa terdahulu, tunisia memiliki segudang kisah tentang jayanya uqbah bin nafi RA dalam penaklukannya, tunisia merupakan negara yang memiliki peradaban yang tinggi, melahirkan para ilmuwan ilmuwan masyhur didalam khazanah ilmu pengetahuan islam seperti ibnu kholdun, yaa negara ini lah yang menjadi pilihan ku untuk menuntut ilmu, menambah pengetahuan dan khazanah keilmuan islam serta nantinya menjadi tempat bagiku untuk memperdalam fiqih kontemporer...
Didalam pikiran sebagian orang, tunisia merupakan negara yang keras, masyarakat yang tidak memiliki rasa lemah lembut dan keramahan, tetapi semuanya terbantahkan setelah aku menginjakkan kaki ku dinegara yang memiliki universitas tertua di dunia ini, yaa tertua di dunia yaitu universitas Azzaetounah,  universitas yang pada awalnya hanya berupa ta'lim ta'lim masjid kemudian menjadi universitas, kegiatan pengajian talaqqi ala pesantren di Masjid Zaitunah dinamai Ta'lim Zaituni. Kegiatan ini telah berlangsung selama lebih seribu tahun, yakni sejak masjid ini berdiri tahun 732 Masehi, atau 2 abad sebelum Masjid Al Azhar berdiri. Ta'lim Zaituni yang merupakan cikal bakal Universitas Zaitunah ini juga telah menghasilkan sejumlah ulama terkemuka di dunia Islam, khususnya di kawasan Maghrib Arabi. dan hal yang sama di ikuti pula oleh universitas alqorowiyyin di maroco dan universitas alazhar di mesir, Dari sekian banyak perguruan tinggi yang ada di Tunisia, yang berkiprah dalam pendidikan keagamaan terkonsentrasi pada universitas Azzaetuona. Sebuah lembaga pendidikan tua yang pada awalnya terkenal dengan julukan ‘menara peradaban’ ini terus menjadi pelita dalam menelurkan generasi-generasi islam yang tangguh. Khususnya dalam kajian perspektif Ushul Fiqh. Universitas ini termasuk garda terdepan dalam melahirkan kajian-kajian Maqashid Syariah. Dengan munculnya para ahli-ahli fiqh baru yang ikut serta mencerahkan khazanah pemikiran islam. Sisi keunggulan lain Universitas Azzaetouana jika dibandingkan dengan universitas-univesitas islam lainnya di negara Arab adalah penekanan pada methodologi keilmuan. Materi dikemas dengan sistem Nadhariyyah (Teori) dan Musayyar/'Amaly (praktek) pada setiap mata kuliah, sehingga proses pendidikan lebih terjamin. Penyampaian materi kuliah tidak secara dikte dan hafalan saja. Interaksi antara dosen dan mahasiswa hidup dengan diadakannya diskusi dan penugasan-penugasan analisis di beberapa literatur yang telah ditentukan oleh dosen sesuai dengan paket materi kuliah.  
Dewasa ini Azzaetouna terkenal sebagai lembaga pendidikan terdepan  yang melahirkan konsep-konsep Maqashid Syariah­. Dari kampus ini muncul ahli-ahli fikih baru yang mewarnai cakrawala pemikiran islam. Kajian Maqashid Syariah  yang menggabungkan ketajaman analisa pada teks dan pemahaman ushul. Kampus ini pernah dipimpin oleh pemikir handal sekaliber Syekh Muhammad Thahir ibn Asyur. Ia membukukan konsep-konsep Maqashid Syariah para pemikir pendahulunya, seperti Asyatibi, al Ghazali dan lainnya. Dengan mengedepankan pemeliharaan terhadap agama, jiwa, akal, keturunan, harta dan  kehormatan
 keberangkatan ku ke tunisia dimulai dengan pendaftaran diri ku ke universitas Azzaetounah melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) yang dibantu oleh seorang mahasiswa senior yang sedang belajar di universitas Azzaetounah, setelah beberapa bulan ku mendaftar hasil nya pun keluar meskipun terhitung lambat karena pendidikan sudah dimulai pada bulan september 2014 bahkan sebelum hasilnya keluar aku pun mendaftarkan diri ku ke Universitas Imam Muhammad Ibnu Su'ud yang ada dijakarta atau yang lebih dikenal dengan LIPIA, ketika diriku terpilih untuk melanjutkan pendidikan ke tunisia pada awalnya aku ragu untuk mengambilnya karena ada beberapa cerita yang aku dengar dari beberapa sumber tentang ketidak setabilan negara ini, lagi lagi itu terbantahkan ketika sesampainya aku disini,
bismillah,, aku pun membulatkan tekad dan meminta ridho kedua orang tua untuk memulai perkelanaan baru dalam menuntut ilmu kenegara yang jarak tempuhnya hampir satu hari perjalanan menggunakan pesawat terbang, aku tidak sendirian,  ada enam orang temanku lainnya yang juga mendapatkan kesempatan yang sama untuk menuntut ilmu di negara penghasil minyak zaitun terbesar ke tiga di dunia ini setelah itali dan spanyol, yaitu teman teman yang berasal dari beberapa daerah di indonesia, diantaranya dari aceh, surabaya, batang, cirebon, subang.
Hari keberangkatan kami sudah ditentukan, yaitu hari jumat tanggal 7 november 2014,  tetapi hari keberangkatan ini tidak jadi dikarenakan pengurusan visa yang begitu lambat dari kedutaan tunisia dijakarta sendiri, hingga hari keberangkatan kami ditunda menjadi hari selasa nya,
Penerbangan pertamaku ke luar negri.... Ya, penerbangan ke tunisia merupakan penerbangan pertamaku ke luar negri,  penerbangan yang melintasi negara negara teluk yang menghabiskan waktu 19 jam, keberangkatan kami ke tunisia menggunakan pesawat Qatar airways, sebelumnya kami transit di Dhoha, Qatar negara yang sempat menjadi negara terkaya di dunia,, benar benar kaya dengan ladang minyaknya yang tak terhitung.
            Menit demi menit pun berlalu, tunisia yang pada awalnya jauh sekarang menjadi bertambah dekat, pikiranku masih teringat ke kampung halaman, orang tua, keluarga serta teman teman, sepanjang perjalanan dari Jakarta ke Dhoha pikiranku hanya teringat kepada kampung halaman, orang tua dan keluarga ku tinggalkan demi menimba ilmu ke negeri Thohir ibnu Asyur  ini . Pesawat kami pun mendarat di Dhoha, kemudian perjalanan kami dilanjutkan dari Dhoha ke Tunis, perjalanan kedua ini terasa berbeda, pikiranku yang pada awalnya hanya ke kampung halaman kini berbalik arah untuk memikirkan Tunisia, semangat ku begitu bergebuh ketika pesawat mulai terbang ke Tunis, semangat untuk menuntut ilmu begitu terasa didalam diri ini, menuntut ilmu di Timur Tengah yang mana para mahasiswa yang belajar di Timur Tengah berperan besar dalam upaya transformasi wacana-wacana keislaman dari Timur Tengah ke Tanah Air. Sejarah telah membuktikan hal itu dan aku ingin menjadi salah satu dari mereka yang membawa cahaya pendidikan islam ke Indonesia.
Penerbangan Dhoha - Tunis kami tempuh dengan waktu kurang lebih 7 Jam, sesampainya di Bandara Carthage, Tunis, kami disambut oleh pantia penerimaan mahasiswa baru dan juga Staf KBRI, menghirup udara Tunis untuk pertama kalinya menambah semangat baru untuk bergiat dalam mencari dan mengumpulkan sebanyak banyak nya ilmu sebagai bekal untuk dibawa ke Indonesia nantinya.
Hari pertama ku di Tunisia sangat mengesankan, masyarakat yang begitu ramah, setiap aku berjumpa dengan penduduk asli tunisia mereka selalu menegur dengan mengucapkan salam. Begitu ramah, aku semakin cinta dengan negri ini. Aku merupakan putra Riau pertama yang menjadi mahasiswa di Tunisia. Kemudian selanjutnya hari-hari menyenangkan aku jalani di tunis hingga aku menulis tulisan tentang perjalanan ku ini .
          Ini lah kisah perjalananku, semoga menjadi motivasi bagi pembaca agar bersemangat dalam memburu ilmu di Timur Tengah, khususnya di Tunisia. Salam semangat dari ku di Tunisia.

Mengais Berkah Di Tunisia

A. Sekilas Tentang Tunisia 
1. Geografis
Tunisia, Negara mungil dipenghujung sebelah utara benua afrika. Disebelah utara dan timur berbatasan dengan laut Meditarian, disebelah selatan dan tenggaranya berbatasan dengan Lybia, sedangkan daerah batas barat langsung berbatasan dengan Al-jazair.

Dengan luas wilayahnya 164.150 km2 (sekitar sepertiganya dari pulau sumatera) Tunisia sungguh menawarkan pemandangan indah, yang akan mamanjakan mata para pengunjungnya. Pesona alam yang indah itu bisa dilihat pada 1.298 km garis pantai yang terbentang disebelah barat serta daerah pegunungan di sepanjang perbatasan Al-jazair. Daratan tertigginya adalah gunung Chaambi (1.544 meter di atas permukaan laut).
Disebelah selatan, ada chott dan oase. Perkebunan Zaetun menghampar di hampir seluruh permukaan negeri. Selain itu, situs-situs arkeologi, masjid-masjid bersejarah, serta pasar-pasar tradisional bernuansa Arab pertengahan juga menjadi daya tarik lainnya.
Tunisia termasuk negeri yang memiliki empat musim, dengan perbedaan iklim yang cukup mencolok antara daerah bagian utara dan daerah bagian selatan. Suhu udara rata-rata berkisar antara 7-10 derajat celcius pada musim dingin (di daerah bagian barat dan kawasan pegunungan mencapai -5 derajat celcius), dan 25-40 derajat celcius pada musim panas (di beberapa tempat di selatan Tunisia   mencapai bahkan melewati 45 derajat celcius). Cuaca akan terasa lebih panas lagi saat angin gurun bertiup dari arah selatan. Musim semi dan musim gugur adalah musim yang menyenangkan berada di Tunisia, tentunya dengan suhu udara yang hangat dan cuaca yang indah di sepanjang hari.


2. Sejarah Tunisia 
Sejarah Tunisia  dapat ditelusuri dari berdirinya Kerajaan Carthage (Kartago) sekitar tahun 814 SM.  Pada abad ke-2 SM, kerajaan Kartago mengalami kehancuran hingga mengakibatkan saling bergantinya kekuasaan asing di Tunisia.
Tunisia yang saat itu lebih dikenal dengan nama Afrika kemudian menjadi pusat Kerajaan Romawi di selatan Mediterania. Kedaulatannya meliputi sebagian wilayah kekuasaan Kerajaan Chartage. Antara 439-533 M, Tunisia dikuasai oleh pasukan Vandal, sebelum ditaklukkan kembali oleh Kerajaan Roman Byzantium (533-647 M).
Pertengahan abad ke-7 Uqba bin Nafi r.a., seorang sahabat Rasulullah SAW, masuk ke Tunisia bersama pasukannya. Tahun 647 M. pasukan Uqba r.a. berhasil menaklukkan Sbeitla (Sufetule) yang menandai bermulanya era Arab-Islam di Tunisia. 13 tahun kemudian, yaitu pada tahun 670 M. Uqbah r.a. berhasil menaklukkan kota Kairouan --sekitar 156 km. selatan kota Tunis-- dan kemudian menjadikannya sebagai ibukota (terhitung ibukota islam pertama di Afrika) pemerintahan dan pusat penyebaran islam di wilayah Afrika Utara. Seiring perubahan politik masa itu, Kairouan juga menjadi bagian dari wilayah kedaulatan Dinasti Umawiyah. Pada 698 M., pasukan islam dibawah pimpinan Hassan bin an Nu’man dan Musa bin Nashr berhasil menaklukkan Carthage, hingga kemudian Islam cepat berkembang di Tunisia . Bahkan pada tahun 711 M. –masa keemasan Dinasti Umayyah- agama Islam telah tersebar ke daratan Eropa dengan berhasil menaklukkan Andalusia (Spanyol dan kawasan Iiberia di sekitarnya).

Pada tahun 748 M., Dinasti Umawiyah digantikan oleh Dinasti Abbasiah. Peristiwa ini menyebabkan Tunisia terlepas dari pengawasan pusat kekhalifahan, namun kemudian dapat dikuasai lagi oleh Dinasti Abbasiah pada tahun 767 M. Pada tahun 800 M., Ibrahim Ibn Aghlab ditunjuk sebagai Gubernur Afrika Utara yang berkedudukan di Kairouan. Pada masa ini, Mesjid Agung Ezzitouna didirikan di kota Tunis.
            Masa-masa selanjutnya adalah era kejayaan peradaban Islam Tunisia dan kawasan Arab Maghribi. Dinasti Aghlabiah (767-910), Fatimiah (910-973), Ziridiah (973-1062), Almohad (1159-1228) dan Hafsiah (1230-1574) silih berganti memegang tampuk kekuasaan di Tunisia, hingga masuknya Tunisia dalam wilayah Khalifah Utsmaniah (1659-1705) dan Huseini (1705-1957).
Perancis berhasil menjadikan Tunisia sebagai wilayah protektoratnya dengan ditandatanganinya Perjanjian Bardo pada 12 Mei 1881. Berbagai upaya dilakukan Rakyat Tunisia untuk lepas dari protektorat ini. Usaha ini mencapai hasil pada tanggal 20 Maret 1956 dengan dibatalkannya Perjanjian Bardo dan diproklamirkannya kemerdekaan Tunisia. Saat itu pemerintahan tetap dipegang oleh seorang Bey (gelar raja di Tunisia) sebagai kepala Negara. Pada tanggal 25 Juli 1957, Bey terakhir diturunkan oleh parlemen. Sejak saat itu Tunisia menjadi Republik dengan dipimpin oleh Habib Bourgiba sebagai Presiden pertamanya. Dengan nama Mata uang Dinar Tunisia (DT).

3. Islam di Tunisia 
Mayoritas rakyat Tunisia adalah Muslim (99,5%). Islam dinyatakan sebagai agama resmi negara. Selain islam, juga terdapat masyarakat yang beragama Yahudi dan Kristen.
Islam pertama kali masuk ke Tunisia pada tahun 50H. (670 M.) yang ditandai dengan kedatangan pasukan muslim di bawah komando Uqbah bin Nafi, seorang sahabat Nabi. Mereka memasuki Tunisia lewat Mahdia, kota pantai 30 km. timur kota Sousse. Kemudian rombongan ini menuju Kairouan, dan menetap disana. Di kota inilah, Uqbah r.a. mengatur strategi penyebaran islam di Afrika Utara serta mendirikan sebuah masjid besar, yang kemudian dikenal dengan nama Masjid Uqbah.
Karena itulah, Kairouan dan Mahdia kini menjadi kota tujuan wisata sejarah islam terpenting di Tunisia, selain Mesjid Ezzeitouna di kota Tunis. Di Kairouan dan Mahdia, kita bisa mengunjungi masjid-masjid tua, benteng, makam para ulama serta istana sisa peninggalan peradaban islam.
Umat islam Tunisia   hidup secara damai. Nilai-nilai keagamaan dijunjung tinggi dalam kehidupan keseharian. Masjid Ezzetona di kota Tunis dan Masjid Uqbah di Kairouan, kerap menjadi pusat kegiatan keagamaaaan dalam skala nasional maupun internasional.
Sebagai imbas dari penjajahan Perancis selama rentang abad 19 dan 20 Masehi, arus modernisasi dan kebudayaan Eropa merasuki pola hidup rakyat Tunisia, termasuk dalam kehidupan beragama. Kini, wajah islam modern dan moderat menjadi identitas umat islam Tunisia. Prinsip toleransi beragama dan kebebsan menjalankan ibadah diatara mereka sangat dijunjung tinggi. Gerakan tarekat sufi  yang dulu sempat subur di Tunisia, kini tersisih karena imbas modernisasi ini.
Di kota Mahdia , terdapat komunitas muslim syiah. Kota ini dahulu adalah pusat dinasti Fatimiyah berjaya di Tunisia selama rentang tahun 910-970 M., kemudian melebarkan kekuasaan mereka ke Mesir, dimana mereka membangun Kairo sebagai Ibukota pemerintahan yang baru dan mendirikan masjid Al-Azhar yang merupakan cikal bakal universitas al-Azhar.
Dalam hal beribadah, mayoritas rakyat muslim Tunisia bermadzhab Maliki, sebagaimana kebanyakan umat islam di kawasan Afrika Utara lainnya. Meski demikian, umumnya mereka cukup toleran serta tidak fanatik dalam menganut fikih tertentu.

4. Sosial budaya
Jumlah penduduk Tunisia   pada tahun 2005 adalah 11 juta jiwa, dengan tingkat pertumbuhan penduduk 1,08%. Pada tahun 2030 diperkirakan akan menurun hingga dibawah 1%. Ini adalah dampak dari adanya peningkatan tarap hidup serta membaiknya tingkat pendidikan, disamping semakin membaiknya pelayanan kesehatan. Faktor penting lainnya adalah keberhasilan  pemerintah dalam menerapkan program KB (Keluarga Berencana). Pada tahun 2004, tingkat angka kelahiran mencapai 6,0 per 1000 penduduk.
Gambaran umum tentang kesejahteraan di Tunisia bisa dilihat dari keberhasilan pemerintah dalam memperkecil jumlah angka kemiskinan. Pada tahun 1980 jumlah rakyat miskin di Tunisia mencapai hampir 22%. Dalam beberapa tahun saja kemiskinan bisa ditekan, sampai 6,2% pada 1997 dan sekitar 4,2% tahun 2004. Tingkat harapan hidup juga meningkat menjadi 73,5 tahun, dibandingkan dengan 72,1 tahun pada tahun 1999.
Di Tunisia, kaum wanita mendapat ruang yang lebih luas dalam hal ketenagakerjaan. Hal ini dapat dilihat dari Jumlah tenaga kerja wanita mencapai 1.785.700, sedangkan tenaga kerja pria hanya berkisar 534.900. Prosentase wanita yang lebih tinggi dari pria menandakan kemajuan Tunisia  dalam menangani isu kesetaraan gender.
Menurut data The Tunisia National Women's Union (UNFT) yang didirikan pada tahun 1956, terdapat sekitar 20 organisasi kewanitaan yang bergerak diberbagai bidang. Selain itu, kaum wanita juga mendapat porsi 11% di parlemen, 21,6% di Dewan Kotapraja, 11% di Dewan Ekonomi dan Sosial, 13,3% di Dewan Tinggi Hukum, dan 12% untuk staf bagian Kementrian.

5. Corak Masyarakat
Masyarkat Tunisia adalah bagian dari dunia Arab. Bahasa resmi yang dipergunakan adalah bahasa Arab, namun masyarakat Tunisia  juga sangat fasih berbahasa Perancis. Penduduk aslinya  adalah bangsa barbar, yang merupakan penduduk asli Negara-negara Afrika utara. Dengan berbagai kebudayaannya yang telah mewarnai Tunisia sejak lebih dari 8000 tahun silam.
Kedatangan bangsa asing ke Tunisia mempengaruhi corak budaya orang-orang Tunisia. Seperti budaya Phoenic dari kerjaan Chartage, Romawi, Vandal, Byzantium, Arab, Andalusia, Turki dan yang terakhir Perancis. Selain itu, letak geografis yang strategis juga memungkinkan Tunisia menjadi lokasi persimpangan berbagai peradaban. Hingga menjadikan Tunisia kaya akan sejarah dan warisan kepurbakalaan. Di negeri ini, kini terdapat lebih dari 20.000 monumen dan tempat-tempat  bersejarah peninggalan Chartage (Carthaginian Empire), Kerajaan Romawi (Roman Empire), periode Islam dan era modern.  Tunisia telah memberikan sumbangsih besar tentang kebudaaan tradisional yang dinamis, sehingga pada tahun 1997 UNESCO telah menjadikan Tunisia   sebagai 'Ibukota Kebudayaan Daerah'.

6. Kesejahteraan Rakyat
Berdasarkan laporan Institut Stastistik Nasional Tunisia, rata-rata pendapatan perkapita pada tahun 2005 mencapai 3.501 DT (tahun). Serta menempatkan Tunisia  sebagai negara ketiga termakmur di benua Afrika. Pertumbuhan sektor ekonomi pun sangat mendukung. Pada tahun 2004 pertumbuhan ekonomi mencapai 6% atau melebihi standar target 5,5%. Angka kepemilikan rumah mencapai 80%, fasilitas listrik 99,2%, pemilikan mobil 21% dan telefon rumah 35,6%. Bahkan menurut perhitungan pemerintah, hampir 80% warga Tunisia   termasuk “kelas menengah”.
Kesejahteraan kaum pegawai, guru dan dosen mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah. Gaji PNS setingkat golongan IIIA berkisar 500-600 Dinar ($400-500). Gaji dosen bergelar doktor dan professor masing-masing sekitar 1500 sampai 2000 dinar.

B. Dunia Pendidikan Tunisia 
Sejarah menunjukkan bahwa Tunisia mengalami beragam corak sistem pendidikan sesuai konteks sosio-politik yang melatarinya. Pada abad-abad permulaan Islam, kegiatan pendidikan hanya terkonsentrasi pada kajian agama di mesjid-mesjid, melalui sistem pengajian halaqah dan talqin. Pada masa dinasti al Muwahidin, muncul sistem madrasah. Sedangkan pada era Turki Utsmani, sekolah-sekolah dibangun, dilengkapi serta disediakannya asrama bagi para guru dan murid.
Pasca kemerdekaan, pendidikan mendapat perhatian khusus. Sejak tahun 1991, program wajib bela­jar diterapkan bagi setiap anak yang berusia antara 6 hingga 16 tahun. Jika hal ini diabai­kan maka keluarga yang bersangkutan akan terkena sanksi. Sesuatu yang sangat jauh berbeda dengan kondisi pendidikan  kita.
Setiap warga be­bas biaya pendi­dikan, mulai dari pra-sekolah sampai universitas. Bahkan bagi keluarga miskin, pemerintah memberikan program beasiswa khusus. Pemerintah juga menyediakan fasilitas beasiswa di beberapa pergu­ruan tinggi bagi warga negara asing yang belajar di Tunisia. Sejak tahun 2001, lebih 950 sekolah dasar dan menengah dilengkapi perangkat komputer dan jaringan internet. Lebih dari 4500 lembaga pendidikan mendapat subsidi berbagai peralatan modern penunjang proses belajar mengajar. Sebuah laporan dari Departemen Pendidikan menye­butkan bahwa pada tahun 2004, Tunisia telah berhasil mencapai tujuan program pendidikannya hingga 99,1%. Sungguh keberhasilan yang gemilang bagi sebuah negara kecil seperti Tunis.
            Dewasa ini di Tunisia terdapat 2,2 juta pelajar dan 334 ribu mahasiswa, yang tersebar di 4.492 sekolah dasar, 829 sekolah menengah, serta 13 universitas.
Jenjang pendidikan terdiri dari Pendidikan Dasar (al madrasah al asasiyyah) selama 9 tahun (SD dan SMP), Pendidikan Menengah (al madrasah ats tsanawiyyah) selama 4 tahun dan Pendidikan Tinggi. Jenjang pendidikan menengah terdiri dari 4 tahun, yakni 3 tahun pendidikan menengah  setara dengan SMU serta 1 tahun terakhir sebagai kelas persiapan kuliah (kelas Bachelor). Sejak kelas 3, para siswa mendapat penjurusan program studi, yang terdiri dari Fisika, Biologi, Teknologi, Adab dan Ekonomi.
Pendidikan tinggi terdiri dari 3 tahap (marhalah); program S1 selama 4 tahun (al marhalah al ula dan al marhalah ats tsaniyah). Lulusan al marhalah ats tsaniyah menyandang gelar syahadah ustadziyah. Sedangkan  tahapan ketiga (al marhalah ats tsalitsah) adalah program S2 (dua tahun) dan S3 (tiga tahun).
Pada bulan Mei 2006, pemerintah mengagendakan reformasi dalam bidang pengaturan jenjang pendidikan. Pendidikan tinggi menganut sistem LMD, yakni License, Magister dan Doktor. Masa studi program S1 dipersingkat menjadi 3 tahun, lulusannya menyandang gelar License. Kecuali untuk program studi Ilmu Kedokteran, yang tetap dengan sistem lama (empat tahun). Program Magister tetap 2 tahun. Terdiri dari 6 bulan masa belajar di kelas, 6 bulan masa pembekalan methodologi riset serta 12 bulan terakhir masa penulisan tesis.  Sedangkan program Doktor dipersingkat menjadi 2 tahun, dari semula 3 tahun.
Akan tetapi, sistem LMD ini diterapkan secara bertahap. Untuk tahun ajaran 2006-2007, sistem LMD baru akan diterapkan pada program-program studi humaniora, termasuk di Universitas Ezzitouna. Targetnya, tahun 2010, semua program studi telah menerapkan sistem LMD. 

Sistem Ujian dan Penilaian

Pada sekolah dasar dan menengah, ujian diadakan dengan sistem catur wulan. Sedangkan pada jenjang universitas, ujian diadakan dengan sistem semester. Setiap mata pelajaran dan mata kuliah, memiliki bobot nilai yang berbeda, sebagaimana sistem SKS di tanah air. Untuk lulus dalam sebuah mata pelajaran, seorang pelajar dan mahasiswa harus memiliki nilai diatas 50 persen.
Ujian nasional (al imtihan al qaumi) diadakan pada akhir jenjang pendidikan dasar dan menengah. Hasil ujian ini memiliki porsi 75% dalam standar kelulusan akhir seorang siswa. Porsi 25% lagi diambil dari nilai komulatif selama masa belajar.
Lulusan SD yang mendapat nilai rata-rata tinggi, akan mendapat prioritas masuk SMA negeri unggulan (Madrasah Pilot). Para lulusan SMA Pilot ini biasanya mendapat prioritas dalam program pengiriman mahasiswa ke Luar Negeri yang disponsori pemerintah.
Proses rekrutmen calon mahasiswa baru di universitas-universitas dalam negeri dilakukan oleh Kementrian Pendidikan Tinggi, dalam sebuah proses kerja yang terdiri dari 4 gelombang. Lulusan SMA dengan nilai tinggi akan mendapat kesempatan dalam gelombang pertama. Sedangkan mereka yang memiliki nilai lebih rendah, akan diterima dalam gelombang tiga dan empat. Sistem ini dilakukan  karena Tunisia tidak menggunakan sistem UMPTN.

Tabel 1 : Jumlah Siswa Sekolah Dasar
Tahun Pelajaran
Siswa
Siswi
1973/1974
533.000
333.000
1986/1987
732.000
588.000
2002/2003
662.000
603.000

Tabel 2 : Prosentase Murid SD Melanjutkan ke SMA
1975
1980
1994
2002
21%
32,2%
55,3%
75,7%

Tabel 3 : Rasio Jumlah Murid : Guru di Sekolah Dasar
1970/1971
2000/2001
2002/2003
50
22,7
21,4

Sumber Anggaran Pendidikan

Wujud nyata dukungan pemerintah terhadap dunia pendidikan diantaranya dengan adanya porsi 26,2% APBN 2005 untuk sektor pendidikan. Angka yang terhitung tinggi, sekaligus layak untuk mendukung terciptanya Sumber Daya Manusia yang handal dalam menyongsong era pembangunan.
Sementara, partisipasi rakyat dalam mendukung program pendidikan ini terwujud dengan aktifnya lembaga as Shunduq al Wathani li at Tadhamun al Ijtima’i (Le Fond National de Solidarité), yakni kotak nasional untuk solidaritas sosial. Lembaga ini didirikan pada tahun 1992, sebagai upaya pemerintah dalam program pemerataan kesejahteraan. Termasuk diantaranya bantuan pada sektor pendidikan.
Pemerintah mendorong warga yang berkecukupan untuk bersedekah pada lembaga ini. Untuk memudahkan kinerja, pada tahun 1997 didirikan Bank Solidaritas Tunisia.
Selama rentang tahun 1994-2000, lembaga ini telah menyalurkan dana sebesar 807 Juta Dinar (sekitar 6,4 triliyun rupiah) melalui 1762 program, di 1340 wilayah. Serta membantu lebih dari 240.000 keluarga (11% dari jumlah seluruh keluarga Tunisia) dalam upaya memperbaiki taraf hidup. Angka kemiskinan pun ditekan hingga 4,2% (2004). Sebanyak 3,7 Juta Dinar (2,9 Milyar rupiah) digunakan untuk bantuan rehabilitasi dan pembangunan gedung lembaga pendidikan dalam 130 program kegiatan.  

Beasiswa dan lainnya
Setiap warga asing dan pribumi mempunyai kesempatan untuk mendapatkan beasiswa dari pemerintah Tunisia. Untuk memudahkan proses pengurusannya, pemerintah mendirikan lembaga khusus dibawah departemen pendidikan tinggi secara langsung. Diwan Al khidmat Al jamii’yyah (kantor urusan Perguruan tinggi). Kantornya tersebar disemua kota diseluruh Tunisia. Selain pengurusan beasiswa, badan ini juga mengurus seputar izin tinggal, penempatan asrama, dan sebagainya. Besaran jumlah beasiswa yang dikeluarkan bermacam-macam tergantung perkuliahan dan jurusan yang diambil. Besar beasiswa S1 untuk program keagamaan 50 DT (35 $) perbulan, sedangkan untuk Marhalah Ats Stalitsah S2 dan S3 sebesar 140 DT (110$) perbulan.
Beberapa persyaratan yang dibutuhkan untuk pengajuan beasiswa:
  1. Surat pengantar dari Kementrian Pendidikan Tunisia yang menyatakan mahasiswa yang bersangkutan belajar di Tunisia 
  2. Tarsim Jami’ah (Surat keterangan mahasiswa dari universitas)
  3. Photo Copy Passport
  4. 2 lembar Pas Foto
  5. Mengisi Formulir Beasiswa yang telah disediakan
  6. 2 amplop beserta prangko  
  7. Semua persyaratan dilegalisir (Copy Conform) oleh pihak Baladiyyah (setingkat Kabupaten/Kota) di Tunisia 

Biaya hidup di Tunisia memang tergolong mahal, tak salah bila masyarakat Tunisia sendiri memberikan julukan negaranya “swiss of Arab”, sebuah pengakuan akan tingginya biaya kehidupan di negara ini. Untuk harga sewa flat  (1kamar+dapur+kamar mandi) saja disekitar kampus bisa mencapai 150 DT ($120). Belum alokasi untuk keperlerluan sehari-hari, transportasi dan lainnya.  Minimal kita membutuhkan sekitar 200$/bulan.
Tapi menjadi pelajar di Negeri Zaitun banyak kemudahan yang akan kita dapatkan. Hal ini merupakan bukti kesungguhan perhatian pemerintah pada sektor pendidikan. Dengan dibangunnya asrama-asrama (mabit) untuk para pelajar, restaurant-restaurant dan sarana transportasi khusus yang bisa diakses semua mahasiswa tanpa terkecuali. Semua itu sangat dirasakan membantu kelancaran proses belajar .
Karena dirasakan tercukupinya berbagai kebutuhan, jarang sekali mahasiswa asing yang belajar dengan menyisihkan waktu untuk bekerja. Disisi lain peraturan yang diterapkan oleh pemerintah yang membatasi aktifitas warga asing yang tinggal di Tunisia untuk mencari penghasilan tambahan. Kecuali dalam kasus tertentu saja, sebatas aktifitas dalam skala kecil yang bersifat kekeluargaan.

Perguruan Tinggi
Beberapa nama perguruan tinggi Tunisia:

  1. Universitas Tunis
  2. Universitas Tunis El Manar
  3. Universitas 7 November
  4. Universitas Ezzeitouna
  5. Universitas Manouba
  6. Universitas Jandouba
  7. Universitas Sousse
  8. Universitas Monastir
  9. Universitas Kairouan
  10. Universitas Sfax
  11. Universitas Gafsa
  12. Universitas Gabes
  13. Perguruan Tinggi Pendidikan dan Teknologi
Adapun perguruan tinggi swasta adalah:
  1. Tunis Libre University
  2. Arab Sciences University
  3. El Ibdily University
  4. Libre University of Chartage
  5. Maghribia Higher Institute of Information and Technology
Dari sekian banyak perguruan tinggi yang ada di Tunisia, yang berkiprah dalam pendidikan keagamaan terkonsentrasi pada universitas Ezzetuona. Sebuah lembaga pendidikan tua yang pada awalnya terkenal dengan julukan ‘menara peradaban’ ini terus menjadi pelita dalam menelurkan generasi-generasi islam yang tangguh. Khususnya dalam kajian perspektif Ushul Fiqh. Universitas ini termasuk garda terdepan dalam melahirkan kajian-kajian Maqashid Syariah. Dengan munculnya para ahli-ahli fiqh baru yang ikut serta mencerahkan khazanah pemikiran islam.

Untuk mahasiswa Indonesia yang mendapatkan beasiswa hanya mahasiswa yang menuntut ilmu di Ezzitouna, sesuai dengan nota kesepahaman (MoU) yang di tandatangani oleh Depag. Dalam hal ini, Depag dan KBRI sebagai fasilitator dalam proses pendaftaran serta pengiriman mahasiswa ke Tunisia.


Sekilas Tentang Universitas Ezzitouna

Pendahuluan
Corak Islam di Tunisia  dalam sejarahnya, tak bisa lepas dari peran Ezzitouna, sebuah lembaga pendidikan Islam yang telah berusia lebih dari 1000 tahun. Tak terkecuali saat ini, ketika Tunisia tengah berada dalam terpaan arus modernisasi global yang melanda hampir seluruh pelosok dunia. Ezzitouna tetap berkomitmen dengan jati dirnya sebagai markas studi islam.

Sejarah Singkat
Menurut catatan sejarah, kampus kami termasuk lembaga pendidikan Islam tertua. Cikal bakalnya adalah pengajian-pengajian halaqah seperti pesantren yang digelar di Mesjid Agung Ezzitouna.
Pengajian-pengajian ini telah berlangsung sejak awal didirikannya Mesjid Agung Ezzitouna pada tahun 116H/732 M. Saat itu, Tunis diperintah oleh seorang gubernur bernama `Ubaidillah al-Habhab, pada masa pemerintahan Hisyam bin Abdul Malik dari Dinasti Umayah. Materi yang diajarkan dalam halaqah-halaqah itu meliputi Alquran dan ilmu-ilmu keislaman secara umum. Waktu belajarnya adalah setiap usai shalat lima waktu. Diantara syekh pertama yang mengajarnya adalah Khalid bin Amran, beliau pernah belajar langsung dari al-Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar as-Shiddiq, dari salim bin Abdillah bin Umar bin Khattab, dari Sulaiman bin Yassar seorang pakar fiqh di kota Madinah al-Munawwarah.

Kegiatan pengajian yang menggunakan kitab kuning ini terus berlangsung selama berabad-abad. Hingga pada paruh kedua abad 19, mulai terjadi reformasi sistem pengajaran. Diantara bentuknya adalah penerapan sistem absensi, pengaturan jenjang dan jadwal belajar, pengajaran bahasa asing dan ilmu-ilmu umum, standarisasi ujian, serta pengembangan metode dialog.
Syekh Muhammad Thahir ibn Asyur –seorang ulama terkemuka Tunisia   yang wafat pada tahun 1973 M- menuturkan bahwa pada reformasi pendidikan yang mendasar itu terjadi pada tahun 1292 H (sekitar tahun 1890 M) dan banyak diilhami oleh Muhammad Abduh dan Khairuddin at Tunisi. Nama yang disebutkan terakhir adalah seorang negawaran Tunis yang memiliki pengalaman melanglang buana ke negara-negara Eropa. Kekaguman Khairudin pada kemajuan Eropa serta beberapa gagasan pembaharuannya ia tuliskan dalam sebuah buku yang saat ini sangat dikenal di Tunis ; Aqwamul Masalik fi Ma’rifati Ahwal al Mamalik.

Perbaikan sistem pengajaran terus berlangsung di Tunis. Pada tahun 1894, didirikan pula Madrasah Khalduniyah, sebagai salah satu lokasi belajar bagi para santri. Sepuluh tahun kemudian, al Jam’iyyah az Zaituniyyah (Lembaga Ezzitouna) secara resmi didirikan. Pembentukan lembaga ini sekaligus menjadi momen berdirinya Universitas Ezzitouna modern hingga yang dikenal saat ini.

Program/Jenjang Pendidikan

Universitas Ezzeitouna menyediakan program untuk S-1 (licence), Pasca sarja dan program doktoral. Universitas ini memiliki empat fakultas: Teologi, Hukum Islam, Peradaban Islam, dan Informatika. Adapun fakultas yang disediakan untuk mahasiswaa asing adalah Fakultas Peradaban Islam (hadharah islamiah) untuk tingkat S1. Program kajian Ushuluddin (Teologi), Syariah (Hukum islam), dan peradaban Islam untuk S2 dan S3.

Pada bulan Mei 2006, Pemerintah Tunisia mengagendakan reformasi pendidikan. Salah satu poinnya adalah perubahan massa studi S1, S2, dan S3. sejak tahun ajaran 2006-2007, sistem pendidikan tinggi Tunisia mengacu pada sistem LMD (Licence, Magister dan Doktor) dengan masa studi 3 tahun untuk S1, 2 tahun untuk S2 dan 2 tahun untuk S3.

Sistem perkuliahan yang diterapkan adalah tatap muka dalam bentuk paket. Masa studi untuk program S1 terbagi ke dalam dua tahapan: al Marhalah Ula dan al Marhalah ats Tsaniyah. Pada tahapan pertama materi kuliah yang diberikan bersifat umum  untuk dipelajari semua mahasiswa. Lamanya jenjang pendidikan al Marhalah Ula ini setara dangan 2 semester. Pengambilan jurusan diambil ketika mahasiswa telah dinyatakan lulus pada al Marhalah Ula. Pada tahapan kedua, al Marhalah ats Tsaniyyah atau dikenal dengan al Marhalah Ustadziyyah. Mahasiswa telah di berikan kesempatan untuk mengambil kurikulum jurusan. Materi kuliah yang diambil telah spesifik pada konsentrasi jurusan antara: Ushuluddin, Syari’ah dan Hadharah al Islamiyyah.

Pada program S2, 6 bulan pertama merupakan masa kegiatan kuliah, sedangkan 18 bulan berikutnya untuk penulisan tesis yang terlebih dahulu dimulai dengan program pembekalan methodologi dan karya ilmiah. Sedangkan program doktoral hanya berupa penulisan disertasi selama maksimal 3 tahun dengan bimbingan seorang professor.

Selain program tersebut, terdapat program Tamhidiyyah (kelas persiapan) yang disediakan bagi calon mahasiswa yang belum memiliki kemampuan bahasa Arab yang memadai. Program ini terbagi pada 2 tingkat dengan massa studinya masing-masing 1 tahun. Materi yang diberikan tidak terlepas dari pendalaman seputar bahasa, kaidah-kaidahnya serta pelatihan menulis.

Sisi keunggulan lain Universitas Ezzetouana jika dibandingkan dengan universitas-univesitas islam lainnya di negara Arab adalah penekanan pada methodologi keilmuan. Materi dikemas dengan sistem Nadhariyyah (Teori) dan Musayyar/'Amaly (praktek) pada setiap mata kuliah, sehingga proses pendidikan lebih terjamin. Penyampaian materi kuliah tidak secara dikte dan hafalan saja. Interaksi antara dosen dan mahasiswa hidup dengan diadakannya diskusi dan penugasan-penugasan analisis di beberapa literatur yang telah ditentukan oleh dosen sesuai dengan paket materi kuliah.  

Dewasa ini Ezzeitouna terkenal sebagai lembaga pendidikan terdepan  yang melahirkan konsep-konsep Maqashid Syariah­. Dari kampus ini muncul ahli-ahli fikih baru yang mewarnai cakrawala pemikiran islam. Kajian Maqashid Syariah  yang menggabungkan ketajaman analisa pada teks dan pemahaman ushul. Kampus ini pernah dipimpin oleh pemikir handal sekaliber Syekh Muhammad Thahir ibn Asyur. Ia membukukan konsep-konsep Maqashid Syariah para pemikir pendahulunya, seperti Asyatibi, al Ghazali dan lainnya. Dengan mengedepankan pemeliharaan terhadap agama, jiwa, akal, keturunan, harta dan  kehormatan.

Bahasa
Bahasa pengantar yang digunakan adalah  bahasa arab dan perancis pada mata kuliah tertentu. Selain materi diatas, para mahasiswa juga wajib mengikuti dua program bahasa asing; Bahasa Inggris dan Perancis. Serta program paket pilihan bahasa yang meliputi bahasa Spanyol, Italia, Jerman, Latin, Persia dan Ibraniyyah.

Kegiatan Mahasiswa                                                                    
Selain kegiatan perkuliahan, pihak kampus menyediakan kegiatan-kegiatan pendukung yang bersifat ekstrakulikuler. Sebagai bukti kepedulian dari pihak kampus, dibentuklah Dewan khusus mahasiswa. Terdiri dari pihak kampus dan beberapa perwakilan dari mahasiswa. Tugasnya mengurusi segala bentuk kegiatan mahasiswa diluar pendidikan kuliah. Seperti; pertandingan olah raga, pekan kebudayaan, tour ke luar kota dan yang lainnya. Sekurang-kurangnya dua kali pihak kampus mengadakan rihlah mahasiswa, sambil menikmati keindahan alam Tunisia   kita dikenalkan pada situs sejarah, kebudayaan dulu masyarakat Tunisia. Selain itu diadakan pameran kebudayaan dari Negara-negara asing, biasanya pihak Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) sering diundang untuk ikut serta mengikuti pameran ini. Memberikan sumbangsih untuk mengenalkan budaya ibu pertiwi pada khalayak ramai.
Kegiatan yang tak kalah menariknya untuk diikuti mahasiswa adalah club-club belajar, club olahraga yang diluar kegiatan perkuliahan. Seperti Nadi Qiraat (club Qiraat), Nadi I’lamiyyah (club informasi), club sepak bola, kalighrafi, kesahatan, kebudayaan dll. Semua club memiliki jadual kegiatan, aktifitas masing-masing. Sesekali diadakan demontrasi disekitar kampus. Semua itu menjadikan para mahasiswa merasa nyaman dan memiliki rasa kepemilikan yang tinggi pada kampusnya.  Sehingga proses belajar bisa tercapai dengan hasil yang sangat maksimal.
Masa liburan panjang perkuliahan pada musim panas. Layaknya negara-negara yang memiliki perbedaan 4 musim. Kegiatan perkuliahan berhenti pada akhir Mei seiring kegiatan ujian pertengahan kedua telah selesai, kecuali bagi mahasiswa S1 yang belum mencapai standar kelulusan sebagaimana yang diterapkan pihak kampus. Ia masih harus berkutat dengan ujian Tadarruk (susulan) pada awal bulan Juni sesuai dengan mata kuliah yang kurang.  

Mahasiswa dan Alumni
Untuk menjamin kualitas dan keseimbangan fasilitas. Pemerintah Tunisia   membatasi jumlah mahasiswa asing yang belajar  di Tunisia . Pada tahun ajaran 2005-2006, terdapat 400 mahasiswa asing di Universitas Ezzeitouna, yang berasal dari 37 negara Afrika, Asia dan Eropa.
Sejarah menunjukan bahwa peran Universitas Ezzeitouna sangat besar dalam upaya membangun sumberdaya manusia yang berkualitas dalam proyek penyebaran ulama, Ahli fikih serta cendikiawan yang gemilang dari Ezzeitouna ini. Almamater ini dari masa ke masa telah mencetak tokoh-tokoh terkenal, seperti Ahmad at-Tifasyi pengarang pertama mausu'ah  'arabiyah (Enseklopedi Arab), Ibn 'Ifrah (pakar fiqh Madzhabn Maliki), Abdurrahman Ibnu Khaldun (Bapak Sosiologi modern), Abu al-Qassim asy-Syabi (penyair legendaris), Tahar Haddad (penyair dan sosiolog), Muhammad at-Tahir Ibn 'Asyur (pakar tafsir kontemporer dengan karya monumentalnya kitab al-Tahrir wa Tanwir). Mereka adalah contoh dari sejumlah alumnus Ezzitouna yang selalu akan di kenang dalam perjalan sejarah manusia.

Materi-materi Kuliah:

  1. Program S1

No.
Marhalah Ula
Marhalah ats Tsaniyah
1
Al Quran wa ‘Ulumuh
Ushul Fiqh wa al Maqasid
2
Assirah Annabawiyyah wa as Sunnah
At Tasyri’ al Islamy wa Tarikhuhu
3
Madkhal ila Dirasat Ushul ad Din
Hadharah Islam fi al ‘Alam
4
Madkhal ila Dirasat al FIqh wa Madzhabihi
Dirasah fi Adyan al Muqaranah
5
Tarikh al Adyan Al Kitabiyah
Madaris at Tafsir al Hadits
6
Ilmu al Ijtima’ Addini
Filsafat al Qanun al Wadh’i
7
Bahasa Arab
Al Fikr al Islamy al Hadits wa al Mua’ashir
8
Bahasa Inggris/Perancis
Tarikh al ‘Ulum wa al Funun
9
Manhajiyyah
At Tafsir fi al ‘Ashr al Hadits
10
Madaris at Tafsir fil al Qadim
Ushul ad Din Qadiman wa Haditsan
11
Tarikh al Islam
Al Firaq al Islamyah wa al ‘Aqaid
12
Tarikh al Fikr al Islamy
At Tashawwuf wa tarikhuhu
13
Ulum al Hadits wa syarhuhu
Hadharah al ‘Arab qabla al Islam
14
Ushul al Fiqh wa Tarikhuha
Al Muassasat fi al Islam
15
Al’aqaid wa Tarikhuha
Mabahits fi at Tarikh al Iqtishady fi al Islam
16
Al Maqasid wa Attasyri’
Tarikh al ‘Ulum wa al Funun fi al Hadharah al Islamiyyah

  1.  Program S2
Secara garis besar, materi yang terdapat dalam program S-2 sebagai pelajaran inti untuk setiap jurusan adalah : al Quran wa al Hadits, al Fikr al Mu’ashir, Huquq al Insan, Filsafat Umum dan terjemah (arab-inggris/arab-perancis)
Sedangkan materi yang diajarkan sebagai intensifikasi jurusan adalah : Fikh, Ushul Fikh dan Syari’ah wa al Qanun (Syari’ah) Tarikh Adyan, al Firaq al Islamiyyah dan al ‘Aqaid (Ushuluddin) serta at Turats wa al Hadatsah Harakah al Islamiyyah, Hadharah al Islam dan al Iqtishad (Hadharah)

Proses Pendaftaran

Setiap tahun pemerintah Tunisia  mengirim permohonan pengiriman mahasiswa kepada pemerintah Indonesia yang ingin belajar di Universitas Ezzeitouna. Biasanya permohonan dikirimkan dalam rentan bulan Juni-Juli untuk mahasiswa S1 dalam jumlah tertentu. Informasi bisa didapat dari Departemen Agama RI atau kedutaan Tunis di Jakarta untuk lebih jelas.
Secara garis besar persyaratan yang diminta sebagai berikut:
  1. 2 lembar pas photo ukuran 3x4
  2. Photo copy Ijazah SMU atau sederajat yang sudah di terjemahkan ke dalam bahas arab
  3. Photo copy Surat Akte Kelahiran yang sudah di terjemahkan kedalam bahasa arab
  4. Photo copy surat keterangan sehat  dari dokter yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa arab
  5. Photo copy Surat Keterangan Kelakuan Baik (SKKB) dari kepolisian yang telah diterjemahkan kedalam bahasa arab
  6. Surat Rekomendasi dari Depag (Pusat/Daerah) atau yayasan yang sudah diterjemahkan kedalam bahasa arab
  7. Surat permohonan (Matlab Qabul wal Tasjil) yang ditujukan kepada Kementrian Pendidikan Tinggi Tunisia (wizarah at-ta'lim al-aly)  dalam bahasa arab atau perancis.

Jumlah kuota pertahun yang disediakan  untuk pelajar S1 4 orang. Sedangkan untuk program magister dan doktor sebanyak 3 orang.

Pemerintah Tunisia tidak menerima pendaftaran secara langsung, dengan mengirimkan persyaratan ke Perguruan Tinggi yang bersangkutan. Berkas-berkas harus terlebih dahulu melaui kualifikasi di Kedutaan Indonesia di Tunis ataupun melalui kedutaan Tunis di Jakarta. Dari dua lembaga tersebut dikirimkan ke Kementrian Pendidikan Tinggi dengan dilampirkan pengantar yang ditujukan khsusus kepada perguruan tinggi yang bersangkutan.

Persyaratan dapat dikirimkan melalui kedutaan Indonesia di Tunis dengan alamat :

Kasubid Pensosbud KBRI Tunisie
L’Ambassade D’Indonesie
Rue du Lac Malaren/Rue du Lac Oubeira
Berges du Lac-Grand Tunis-Tunisia 
Phone   : +216.71.860377 –  71.860720
Fax                  : +216.71.861.758

Dengan disertakan surat permohonan yang ditujukan kepada KBRI Tunisia  /Kasubid. Pensosbud Tunis untuk dibantu didaftarkan kepada Universitas yang dituju.

Dapat juga  dikirim melalui kedutaan Tunisia  di Jakarta dengan alamat :

Embassy  Republic of Tunisie
Jl. Karang Asem Tengah blok C/5 No. 15 Jakarta Selatan 12950
Telp. 6221  52892328, 52892329

Pemberitahuan kelulusan sekitar bulan September  dari Kementrian Pendidikan Tinggi Tunisia disertai edaran surat calling visa bagi siswa yang dinyatakan lulus. Untuk tiket keberangkatan dibebankan kepada calon mahasiswa. Sementara awal mulai kuliah untuk seluruh sekolah di Tunisia pada pertengahan bulan September.

Informasi yang belum jelas dapat ditanyakan langsung kepada PPI Tunisia  via surat dengan alamat :

PPI Tunisia, BP. 104, Recette Principale 1000
Tunis - Tunisie.
Telp. +216-95555215.
Email : zaitunaa@yahoo.com

Penutup
Paparan singkat ini sungguh masih jauh dari apa yang diharapkan. Baik dari segi penyampaian dan data yang dikumpulkan. Oleh karena itu, sangat kami harapkan masukan dan koreksinya. Sekali lagi untuk kebaikan kita bersama, kita semua. Karena, pendidikan tidak hanya terkurung pada system, yang lebih utamanya adalah bagaimana ia bisa menjadi jembatan untuk membangun mental dan kecerdasan bangsa. Dimanapun, dan kapanpun kita tetap warga Negara Indonesia yang mempunyai tanggung jawab memajukan bangsa tidak hanya secara moral saja, lebih dari itu.

Negeri yang Diberkahi

Oleh : Rahmat Ilahi Asy-Syukry Dunia saat ini adalah dunia modern dengan segala macam bentuk teknologinya, berbagai macam teknologi dik...